Mohon tunggu...
Franky Baganu
Franky Baganu Mohon Tunggu...

Almuni Perguruan Tinggi Kristen Kota Makassar dan Mahasisiwa Study Lanjut Perguruan Tinggi Kristen Kota Jogja.

Selanjutnya

Tutup

Bahasa

Analisis Kata Benda dalam Bahasa Yunani

3 April 2012   01:24 Diperbarui: 25 Juni 2015   07:06 1537
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bahasa. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Jcstudio

ANALISIS KATA BENDA DALAM BAHASA YUNANI

Penjelasan Umum

Kata benda (noun) merupakan sebuah substantif.Untuk menganalisa sebuah kata benda dalam bahasa Yunani, terlebih dahulu kita harus mengetahui bahwa satu kata benda Yunani mempunyai unsur gramatikal (tata bahasa) yang terdiri dari Deklensi, Gender, Number, Kasus.Ketika kita ingin menganalisis kata benda Yunani (menyelidiki pengertian yang lebih dalam dari kata Yunani) maka kita perlu melihat unsure yang membentuk kata benda tersebut.

1.Deklensi

Dalam gramatikal Yunani kata benda digolongkan ke dalam tiga deklensi, pola perubahan yang membentuk kata benda mengikuti pola perubahan number dan kasus.Sebagai contoh : ανθρωπος, `manusia', adalah kata benda maskulin berakhiran -ος yang termasuk dalam kelompok deklensi kedua.[1]

Penggolongan kata benda dalam deklensi:

Deklensi

Akhiran kata benda

I

_η, _ης, _ια, _ρα, _(konsonan selain μ)α, _ας

II

_ος (maskulin, feminin atau ganda), _ον

III

_μα, _ηρ, _ωρ, _ων, _ις, _ευς, _υς, _ος (neuter)

Ada juga kata benda yang non-deklensi, tetapi jumlah katanya tidak terlalu banyak.Kata benda non-deklensibiasa digunakan untuk nama pribadi seseorang (proper noun). Kata benda non deklensi merupakan kata benda yang tidak mengalami perubahan bentuk kata.

2.Gender

Dalam gramatikal Yunani terdapat tiga jenis gender yaitu Maskulin, Feminim, dan Neuter.Gender dalam bahasa Yunani, kadang memiliki kaitan yang sangat erat dengan jenis kelamin.Dilihat dari pengelompokan gender kata benda berdasarkan deklensinya, kebanyakan kata benda deklensi pertama bergender feminin, kebanyakan kata benda deklensi kedua bergender maskulin, dan kelompok kata benda deklensi ketiga lebih banyak diisi oleh kata-kata bergender neuter. Selain itu terdapat juga beberapa kata benda yang bergender ganda: maskulin/feminin atau maskulin/neuter, meskipun jumlahnya sedikit.[2]

3.Number

Gramatikal Yunani memiliki dua kategori number, yaitu tunggal (singular) dan jamak (plural).Dalam sebuah klausa Yunani subjek kalimat dan predikat kalimat selalu sama dalam hal number.Apabila subjek bernumber tunggal maka predikat akan mengikuti dengan number tunggal.

Dalam beberapa hal terdapat pengecualian.

a.Khususnya kata benda yang bergender neuter :

10:3 .... και τα προβατα της φωνης αυvτου αvκουει ....

....dan domba-domba mendengarkan suaranya ....”[3]

b.kata benda tunggal yang bersifat kolektif (secara bersama; secara gabungan) biasanya memiliki predikat kata kerja jamak contohnya οχλος `orang banyak', λαος `bangsa'.

4.Kasus (Case)

Kasus dalam gramatikal Yunani dibagi dalam5 kasus yaitu : Nominatif, Vokatif, Akusatif, Genitif dan datif.Kasus-kasus ini memberikan pengertian yang jelas tentang kedudukan satu kata Yunani dalam sebuah klausa, karena bahasa Yunani tidak seperti bahasa Indonesia yang selalu berpola SPOK (subjek, predikat, objek, keterangan) untuk membentuk sebuah klausa.Pola bentuk kata Yunani dalam sebuah klausa tidak ditempatkan secara tepat dan beraturan. Maka untuk memudahkan mencari susunan kata yang tepat untuk membentuk klausa, maka case (kasus) memberikan makna kepada setiap kata benda dalam klausa.Pengertian beberapa kasus dalam bahasa Yunani :

1.Case Nominatif

Kasus Nominatif merupakan kasus yang menyatakan subjek pada kata Yunani dalam sebuah klausa.Selain itu ada beberapa fungsi lain dari nominative :

a.Menyatakan subjek pada sebuah kata dalamklausa.

b.Menyatakan predicate nominative.Dimana subjek diperbandingkan dengan predikat atau subjek memiliki keadaan yang ditunjukkan oleh predikat.

c.Menyatakan Aposisi[4].Dimana nominative menguraikan penjelasan yang lebih detail tentang subjek nominative.

d.Menyatakan nomina (hanya nama) tanpa aspek kata kerja dalam klausa.

e.Tujuan langsung dalam klausa, hampir sama seperti fungsi yang terdapat dalam Vokatif.

f.Berhubungan atau mengenai waktu. Dimana Nominatif mengambil fungsi yang menyatakan tentang waktu.

2.Case Vokatif

Kasus vokatif digunakan sebagai alamat langsung atau direct address (dari bahasa Latin vocāre `memanggil'), meskipun fungsi ini dapat juga dilakukan dengan kasus nominatif (lihat contoh 19:3 di atas). Kasus vokatif bersama dengan kasus nominatif disebut kasus langsung (direct case). Perbedaan keduanya pada bentuk kata hanya muncul pada kata tunggal, itu pun tidak semuanya, yakni hanya pada kata benda maskulin deklensi kedua tunggal dan pada beberapa kata benda deklensi ketiga tunggal. Kasus-kasus di luar kasus nominatif dan vokatif disebut kasus tak langsung (oblique case).[5]

3.Case Akusatif

Penggunaan kasus akusatif yang paling umum adalah sebagai obyek langsung bagi kata kerja transitif. Selain itu masih ada sedikitnya tiga fungsi lainnya.

a. Obyek langsung (bagi kata kerja transitif)

b. Obyek ganda (sebuah kata kerja dengan beberapa obyek dalam kasus akusatif)

c. Cara (menyerupai fungsi kata keterangan)

d. Waktu atau ruang (mengenai panjang waktu atau jangkauan ruang)

4.Case Genitif

Kasus genitif mempunyai fungsi yang sangat luas. Tidak kurang dari sepuluh fungsi ditemukan dalam PB.

a. Kualitas, definisi, deskripsi

b. Bagian

c. Kepemilikan, sumber, asal

d. Aposisi

e. Genitif obyektif

f. Genitif subyektif

g. Perbandingan

h. Nilai atau harga

i. Waktu atau ruang (untuk menyatakan sesuatu terjadi dalam waktu/ruang tersebut)

j. Obyek

5.Case Datif

Seperti kasus-kasus yang lain, kasus datif juga memiliki berbagai fungsi.

a. Respek (asosiasi, kepemilikan, lingkungan)

b. Obyek tidak langsung

c. Obyek langsung

d. Alat, agen, penyebab atau cara

e. Waktu atau ruang (untuk menyatakan titik waktu atau lokasi tertentu)

Deklensi adalah perubahan ke arah yg lebih kecil, lemah, atau rendah.

[1]http://alkitab.sabda.org/resource.php?topic=17&res=yoppi

[2] http://alkitab.sabda.org/resource.php?topic=18&res=yoppi

[3]http://alkitab.sabda.org/resource.php?topic=19&res=yoppi

Klausa “satuan gramatikal yg berupa kelompok kata, sekurang-kurangnya terdiri atas subjek dan predikat dan berpotensi menjadi kalimat”

[4] Ungkapan yg berfungsi menambah atau menjelaskan ungkapan sebelumnya dl kalimat yg bersangkutan.http://pusatbahasa.diknas.go.id/kbbi/index.php

[5] http://alkitab.sabda.org/resource.php?topic=22&res=yoppi

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bahasa Selengkapnya
Lihat Bahasa Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun