Kesakitan yang tidak dapat tertahankan
Kesulitan dapat bertahan, penderitaan menjadi lahan
Bersemai benih-benih rerimbunan drama
Salah satu tumbuh terbiasa dengan luka
Dan perlahan-lahan, hal itu menetapkan...
Jiwa yang bisa dilepaskan
Sayap putih yang menyebarkan salju pembekuan
Seperti iblis menyerah menjadi seorang malaikat
Menghiasi aku dengan bunga-bunga es
Dari dalam nafas yang membiru
Berikutnya, yang aku bawa mati adalah bunga haru
Sebelum itu, akankah engkau datang...
Aku telah menunggu...
Aku ingin tahu, apakah nuansa biru memikat hatimu
Aku ingin tahu, apakah ketidakberdayaanku membuatmu senang
Aku ingin tahu, apakah akhirnya kelulusan bisa tersenyum
Aku ingin tahu, apakah dia tidak menggangguku lagi
Aku ingin tahu, apakah aku menyadari ini
Aku ingin tahu, apakah sesungguhnya keberadaanku dan dia
Aku di sini, masih di sini...
Di ruang suram perhatiannya
Aku menunggumu...
Jangan menghancurkan tempat seharusnya kebahagiaan...
Di mana aku dibangun dengan seperangkat kediaman yang kau suka
Ke mana akhirnya akan datang...
Aku sedang menunggu kedatanganmu...
Ada sesuatu yang ingin aku lakukan...
Tidak akan terkira dalam imajinasiku
Tidak akan terungkapkan dalam hari-hariku
Aku terperangkap di sini...
Untuk diselimuti kehangatan penyesalan
Bahkan dunia suara untuk terlupa
Mengenakan jas bisu terkunci dalam ruang dan waktu
Menuliskan dengan tinta biru di hujaman dinding muslihat
"keluarkan aku dari sini..."
Aku tidak tahu apa-apa tentang kehidupanku
Aku hanya terlahir di selaput gending megathruh
Mengukir sejarah di dalam buangan puitis
Dengan jendela rapuh yang berduka,
Mendapati keluasan galaksi
Ah... akhirnya aku bisa keluar...
Walau hanya sebatas mimpi
Â
Frankincense (Purwokerto, 9 Agustus 2018)