Mohon tunggu...
Frankincense
Frankincense Mohon Tunggu... Administrasi - flame of intuition

bukan pujangga yang pandai merangkai kata, hanya ingin menumpahkan inspirasi dengan literasi menguntai pena. Kata dapat memburu-buru kita untuk menyampaikan perasaan dan sensasi yang sebenarnya belum kita rasakan. Tetapi, kata juga bisa menggerakkan kita. Terkadang, kita tidak mengakui kebenaran sebelum mengucapkannya keras-keras. Salam hangat Kompasianers... Blog: franshare.blogspot.com Web: frame.simplesite.com

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Innan | Paradoksal

12 Juli 2018   08:19 Diperbarui: 22 Agustus 2018   05:44 344
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
frame.simplesite.com

Kegembiraan eksotisme itu...

Awal dalam pengungkapan diri,

Dalam kegembiraan sembrani

Hidup di dunia alam fana ini,

Pemampangan rubah penjadi kegelisahan

Pada semangat itu menipu aku,

Semangat itu memperdaya,

Semangat itu berdusta,

Semangat itu menang,

Menyengat aku sebagai "keterasingan"

Seperti tiada kejeraan, berwajah garang...

Wajah yang mengerikan

Wajah yang menggelikan

Sesuatu yang luas, luas sekali...

Selalu menbayangkan keabadian

Sesuatu sebagai yang di luar konsepsi

Tetapi, mengapa harus luas...

Alih-alih, bukan bagaimana lagi...

Di situ aku berbuah dalam ruangan sempit

Seperti sebuah sauna tertutup sesak

Temaram, menggelontor para pencekal di setiap sudut

Dan itukah keabadian...

Aku digadang membayangkan seperti itu...

Tidak bisakah kau bayangkan

Apapun yang lebih adil

Dan lebih menghibur selain itu

Lebih adil...

Lalu, bagaimana kita bisa tahu,

Mungkin itulah keadilan

Dan kau tahu...

Itulah yang pastinya sudah kulakukan

Golgota apa yang aku tanggung,

Agar mereka, tidak mengganggu fajar berbulu biru itu,

Di atas lubuk cengeng itu...

Di antara mereka yang dianugrahi kecerobohannya

Namun pada dunia...

Harus kita anggap rasionalisme, materialisme...

Teknologi yang memperbudak,

Ketiadaan semangat dan tergantikan...

Oleh-oleh humanisme sentimental

Melayang sia-sia...

Betapa penuh kebencian...

Kehitaman tampaknya semua dunia yang katanya beradab

Kala hari asumsi yang berlaku

Memalu tentang apa yang nyata dan apa yang tidak

Awal neraka tampak mungkin tidak berbeda

Dari dunia yang kita tinggali...

Anomali-anomali melahap tunjukkan darinya

Secara bertahap, kita mungkin akan bertemu

Aku bersemu di antara sekelompok orang yang ramah dan menyenangkan

Aku dijamu belantara orang-orang cabul perogol perawan

Tetapi kesukaan mereka berbalik untuk menyambut aku

Dan aku melihat mereka...

Seperti Mara berwajah gersang

Wajah yang mendelikkan...

Sesuatu yang luas, luas sekali...

Dan neraka yang harus aku lewati...

Dimulai dengan neraka keinginannya sendiri,

Di mana neraka terletak di alam lain,

Tetapi kehidupan ini juga bagai neraka

Dan neraka sesuai dengan watak zaman

Dan akulah kepandaian dalam dadu...

Akulah yang hidup dalam perbuatannya..

Frankincense(Purwokerto, 1 Juli 2018)


HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun