Mohon tunggu...
Suaviter
Suaviter Mohon Tunggu... Lainnya - Sedang dalam proses latihan menulis

Akun yang memuat refleksi, ide, dan opini sederhana. Terbiasa dengan ungkapan "sic fiat!"

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Lebih Penting Menyelamatkan daripada Menyenangkan!

8 Mei 2022   22:49 Diperbarui: 8 Mei 2022   22:52 419
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Maka, hal pertama yang harus diperbaiki adalah dari membuat senang kepada menyelamatkan.

Maksud dari "menyelamatkan" anak adalah menuntun anak untuk memiliki pemahaman yang benar dan tepat tentang hidup. Bahwa nilai yang harus ditanamkan adalah takwa pada Tuhan, beradab terhadap sesama, cerdas menanggapi dunia sosial, dan sanggup mengambil keputusan atas pergumulan hidup.

Dasarnya harus diajari sejak dini, agar anak terlatih dan se-minimal mungkin terkontaminasi oleh paham-paham pesimis, manja, malas, dan sebagainya.

Selain menuntun, orang tua harus berani menegur anak bila mereka telah terkontaminasi hal-hal yang tidak baik. Orang tua pun harus mengarahkan anak-anak ke nilai yang harus ditanamkan.

Memang sulit untuk menyelamatkan anak yang telah terpapar konsep hidup yang keliru. Akan ada konflik dalam keluarga, terutama bila anak sudah "tenggelam begitu dalam".

Bagaimana pun juga, orang tua harus berani untuk itu; entah membutuhkan bantuan teman atau pakar pendidikan atau secara mandiri. Orang tua harus bertindak. Agar anak tidak nyaman dan merasa betul pada jalan hidup yang tidak baik dan benar.

Untuk itu, selagi masih dapat dibina dan belum terlalu terpengaruh oleh masyarakat sosial, orang tua harus memberikan edukasi akan nilai yang diharapkan tadi.

Wibawa orang tua

Dapat dimengerti, mengapa ada anak yang tak hormat pada orang tua. Dapat dipahami mengapa wibawa orang tua tidak kuat di hadapan anak-anaknya. Ya, salah satu penyebabnya adalah fenomena di atas, dimana orang tua hanya ingin menyenangkan atau membuat senang anak.

Anak dapat mengontrol kedua orang tua. Permintaan mereka selalu dikabulkan. Keadaan mereka selalu dimaklumi. Kesalahan mereka tidak ditegur atau dikoreksi. Orang tua enggan membuat anak sakit hati, apalagi depresi. Maka, whatever-lah, asal anak senang.

Padahal, orang tua mesti punya wibawa dalam mendidik anak dan dalam keluarga. Untuk itu, tak salah jika dalam mendidik, orang tua menerapkan ketegasan, kedisiplinan, dan kejelasan dalam aturan rumah.

Orang tua dapat membuat daftar aturan di rumah; mana yang boleh dan tidak boleh dilakukan, kadar toleransi untuk melanggar satu aturan (dengan pertimbangan logis dan nyata), dan bila perlu membuat daftar hukuman yang diterima kalau melanggar.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun