Apakah ini berarti 2030 benar-benar bubar? Tidak ada yang bisa memastikan. Tapi satu hal jelas: apa yang dulu dianggap ramalan kini terasa seperti prolog. Kita sedang membaca bab pertama dari sebuah buku tragis yang bisa berakhir dengan satu dari tiga pilihan: bertahan, berubah, atau bubar. Jika kita memilih terus bertahan tanpa makna, kita akan jadi kecoa sejarah---hidup, tapi tak pernah dihormati. Jika kita memilih berubah, itu akan sakit, pahit, dan melelahkan, tapi mungkin itu satu-satunya jalan untuk selamat. Dan jika kita memilih untuk tidak memilih, maka bubar akan datang dengan sendirinya, tanpa perlu janji, tanpa perlu ramalan.
Hari ini, asap masih mengepul. Bau darah masih terasa. Teriakan masih menggema di jalan-jalan. Sejarah sedang mengetuk pintu kita dengan keras, dengan tangan berlumur jelaga. Pertanyaannya, apakah kita akan tetap pura-pura tidur, atau akhirnya bangun dan menghadapi kenyataan.
dapatkan bukunya di sini https://lynk.id/pdfonline
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI