Martha pulang dengan langkah rapuh,
membawa tubuh yang telah direnggut waktu.
Di negeri seberang, ia kehilangan dirinya,
di tanah sendiri, ia kehilangan rumahnya.
Ibunya menunggu di ambang pintu,
tapi mata-mata menuding tanpa ragu.
"Mengapa kau berubah?" mereka bertanya,
padahal dunia telah lama mengubahnya.
Martha disalahkan, dikurung, dibungkam,
seakan luka yang ia bawa adalah aib yang harus diam.
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!