Besar atau kecil payungmu, bukanlah ukurannya yang dipentingkan. Sanggupkah payung itu memberi kenyamanan bagimu, itu yang utama!
------------------------------------------------------------------------
Termo Giras, seorang lelaki kelahiran "kota suci se-Jawa Tengah" Kudus, 35 tahun yang lalu.
Saat ini ia bekerja (menurut pengakuannya) di kota hujan, Bogor. Jarak antara tempat ia kost dengan tempat kerjanya sekitar satu kilometer. Bila ia naik angkot, angkotnya harus muter-muter, kelamaan sampai di tempat kerja, bahkan tak jarang sampai ia terlambat masuk kerja. Maka ia memutuskan untuk jalan kaki saja. Ketika jalan kaki itulah mulai timbul permasalahan.
Bila ia menenteng payung hujan, ia sering diteriaki oleh teman-temannya "Oih....ada benzang...benzang (bencong) lewat". Â Apalagi payung yang berdiameter 1,20 cm itu memang terlalu menyolok bila ia tenteng. Terlalu besar bila ia pakai untuk melindungi dirinya dari air hujan.
Hal lain, ketika hujan. Bila ia mengajak teman yang lain, sesama lelaki sepayung berdua (jalan kaki), teman-temannya yang lain berkomentar,
"Termo homo...homo...main anggar...anggar"
Bila ia berjalan bareng dengan rekan kerjanya yang lain jenis (wanita), Termo diteriaki oleh teman-temannya,
"Mo....jangan selingkuh, wanita itu 'lah bersuami....."
Tak tahan akan ocehan teman-temannya, Termo Giras mengganti payung yang lebih kecil. Apa komentar teman-temannya?
"Oi...kau egois nian Mo.... Berpayung cuma memikirkan diri sendiri."
Lalu beberapa hari kemudian, Termo membawa jas hujan. Ketika hujan, ia memakai jas hujan itu. Teman sekerjanya berkomentar,
"Wakakkakkk....ada superman lewat....klewer-klewer."
Termo Giras sadar akan apa yang terjadi.  Ia menyadari bahwa sebenarnya ia diperhatikan oleh teman-temannya, itu hal baiknya. Namun perhatian teman-temannya bernuansa lain. Perhatian serasa olok-olokan, ejekan. Lebi dari itu, Termo merasa hidup dan perilakunya kadang disetir, diatur oleh orang lain. Maka suatu ketika ia mencoba membesarkan hati dan menebalkan mukanya. Ia ingin cuek mbebek....
Alhasil, sejak Sabtu (3/5/2014) yang lalu ia tetap merasa nyaman dengan dirinya sendiri. Apapun yang dikatakan orang, gak ngaruh....baginya.
------------------------
Yogya, awal Mei 2014.