Mohon tunggu...
Fitriyani Sinaga
Fitriyani Sinaga Mohon Tunggu... Jurnalis - PEMBELAJAR | Menulis bila Senggang | Pendaki Gunung | Ruanghutani.blogspot

Ketik saja nama lengkapku di Google, daripada kamu kepo lewat rubrik ini karena akun Kompasianaku banyak, bukan hanya ini. Hello, mari berbagi Informasi tentang Sosial, Kultur budaya, Hutan dan Lingkungan hidup. Saya Naga, seorang pembelajar yang menyenangi membaca dan menulis Jurnal ilmiah. Acap kali juga ngopi dengan penjaga toilet, satpam dan tukang parkir di pinggiran jalan . Kadang mendaki gunung dan memancing ikan dilaut. Masa kecilku Sering nongkrong di sawah bersama petani dan mengembala kerbau di Ladang. saya juga kadang senggang di ForesterAct.com| www.Kesah.id | Mongabay.id |www.Fkkm.org| CSF.or.id | Spotify.Ngaji budaya&Hamparan kata Fitriyani Sinaga| Kompas.id Fitriyani Sinaga| Times Indonesia.Fitriyani Sinaga| BorneoCorner.com| Kompasiana.Fitriyani Sinaga| Forest Space| Ruanghutani.blogspot.com| Kumparan.Fitriyani Sinaga | Youtobe Fitriyani Sinaga | Youtobe Borneocorner Creatif | Weibo akun.Nagaf3 | Bila sedih kadang berPuisi dan menulis cerpen untuk dimemgobati luka | YUK BERTEMU, LEBIH ASIK

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Dark Joks & Deep Tiap Pagi : Ortuku Hanya Pemakaman

18 Maret 2021   14:40 Diperbarui: 25 Maret 2021   00:24 755
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Unsplash.com oleh Daniel Jansen

Jauh dari  informasi orang yang tau kehidupanku, orangtuaku selama ini hanyalah sebuah pemakaman sejak 16 tahun lalu hingga bertambah lagi 3 hari lalu. Aku harus LDR selamanya dengan seorang ibu pada senin 15 maret 2021.

Belum kering tanah subur  rumah barunya, ia harus dipaksa haru oleh suara burung yang hinggab di pohon fosil kamboja dirumah gundukan tanah sebelahnya, yaitu rumah ayahku. "sekarang ayahmu kedatangan penghuni baru yang telah lama dinantinya Gon". Bunyi kicau burung. 

Belum layu bunga kembang yang ditaburi. Belum merekat akar tanaman yang ditanam. Tiga hari kemudian Dragon harus berangkat ke negri dimana tanggungjawab pekerjaanya harus diselesaikan. Ia tak dapat menunggu hingga 7 atau bahkan 40 hari menemani Arwah ibunya dengan jamaah doa. Semuanya menjadi perdebatan bergejolak dalam hidupnya. 

Baginya semua yang telah pergi, biarkan pergi.

Ia berterimakasih kepada Kawan dan Sahabat yang hadir ke pemakaman dan selalu ada ketika terpaan badai menghantam jiwanya. Bahkan memperlakukanya dengan baik. Arloji pemberian Ibunya saat dijakarta 6 tahun lalu ngelirik sembari berkata "Ahk kebanyakan drama lu gon, sampai kamu gak tau bahwa ini nyata cok". 

Ia meyakini bahwa kita akan selalu diperlakukan baik dengan orang-orang yang tepat. Wujud syukur yang tiada henti hidup masih berlanjut. 

Pun Ia berkabung, tapi raut wajahnya akan selalu tersenyum. Sebelum menaiki pesawat, ia flasback perjalanan hidupnya dan peran orang-orang disekelilingnya. Semua direnggut Yang Mahakuasa secepat itu. "ternyata aku spesial banget yah dihadapan Tuhan dan kawan-kawanku, wkwkwk". Tawanya lepas saat menuju Seat dalam pesawat.

Sepanjang perjalanan didalam pesawat, Dragon teringat masa kecilnya dan mengenang masa bersama keluarganya. Tiada henti kenangan itu menoreh bahagianya. 

" hahahah selow. Aku lahir ke dunia dan diperantauan bertugas merobek robek takdir". Gumam Dragon dalam hati.

Dragon memang mitologi, tapi kehidupannya berlangsung ada dalam sains Biologi.

" Sebagai anak terakhir  dengan culture ini, aku kan emang sudah terlahir spesial. Sesuai tradisi (Siappudan) mendapatkan 80% warisan dalam wasiat. Aku mendapat warisan rumah yang lumayan besar untuk ukuran yang cukup luas di sebuah Desa, Lahan tanah daratan puluhan hektar dan lahan basah persawahan 6 Hektar." Ucapanya dengan Tawa Jahat.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun