Cukup ramai masyarakat rupanya berburu obat cacing dalam sepekan terakhir. Dari berbagai pemberitaan, permintaan obat cacing melonjak di beberapa apotek di daerah. Saking laris manis penjualan, obat cacing ludes sehingga konsumen harus menunggu ketersediaan stok kembali.
Fenomena mencari obat cacing terjadi selepas kematian balita Raya asal Sukabumi, Jawa Barat akibat infeksi berat (sepsis) yang diperburuk dengan malnutrisi, stunting, dan meningitis tuberkulosis. Raya juga mengalami cacingan, terinfeksi cacing gelang dan mendapat terapi Albendazole.
Kekhawatiran masyarakat terhadap penyakit cacingan akhirnya menyeruak. Di media sosial, warganet heboh ingin membeli obat cacing, bahkan ada yang sudah mengunggah foto sekotak tablet Vermoran Mebendazole. Merek lain yang familiar dicari, yakni Combantrin, Konvermex, dan Vermox.
Kita dapat melihat dua sisi dari fenomena berburu obat cacing. Sisi positifnya, masyarakat semakin perhatian dan peduli dengan kesehatan. Cacingan harus dicegah dan siapapun tak ingin terinfeksi penyakit tersebut. Kesadaran manfaat konsumsi obat cacing terbentuk, baik anjuran untuk anak-anak maupun dewasa.Â
Sisi negatifnya, ada kesalahpahaman masyarakat memaknai penggunaan obat cacing. Obat cacing memang ada yang dijual bebas, tetapi bukan berarti bebas dikonsumsi. Terlebih lagi dengan alasan, 'Ikut-ikutan konsumsi obat cacing lantaran takut kena cacingan' atau 'Yang penting aman minum obat dulu deh daripada terlanjur cacingan.'
Konsumsi obat sembarangan, cacing parasit bisa kebal
Obat cacing -- istilah medisnya antelmintik -- masuk ke dalam kategori obat-obatan antiparasit untuk mengobati infeksi cacing parasit. Serupa dengan antibiotika, penggunaan obat antiparasit pada manusia tidak boleh dikonsumsi sembarangan. Risiko cacing parasit menjadi resisten atau kebal obat dapat terjadi.
Jenis obat antelmintik seperti Albendazole dan Mebendazole yang merupakan golongan Benzimidazole juga digunakan pada hewan ternak dan peliharaan. Pada hewan ternak, resistensi obat cacing golongan Benzimidazole termasuk masalah global yang terjadi di banyak negara.
Sejumlah studi melaporkan, resistensi Benzimidazole umum terjadi pada kuda, sapi, dan domba di negara-negara Eropa dan Australia. Akan tetapi, penelitian global terkait resistensi obat cacing pada manusia masih sedikit. Boleh dibilang sebagai isu yang baru muncul dalam beberapa tahun terakhir.
Potensi resistensi Mebendazole sebagaimana tercatat dalam jurnal "Efficacy of two brands of Mebendazole (500 mg) in the treatment of Ascaris lumbricoides and hookworm infection among school-aged children in South Gondar zone, Northwest Ethiopia: a randomized open label trial" yang terbit di BMC Infectious Disease pada 18 Agustus 2025.
Uji coba acak terbuka menyasar 212 anak di sekolah dasar Alember dan Addis Zemen, yang terinfeksi cacing gelang dan cacing tambang. Masing-masing kelompok anak diberi Mebendazole bermerek Vermox dan X-WORM. Hasilnya, kemanjuran kedua merek Mebendazol memuaskan, ditandai pengurangan telur cacing.Â