Mohon tunggu...
Fitri Fatimah
Fitri Fatimah Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Sosiologi FIS UNJ - 2021

Mahasiswi

Selanjutnya

Tutup

Money

Pemanfaatan Limbah Menjadi Cuan? Budidaya Maggot Membantu Perekonomian Saat Pandemi Covid-19

12 Maret 2022   19:58 Diperbarui: 12 Maret 2022   20:15 584
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber Foto: Indarto

PENDAHULUAN


Sudah menginjak 2 tahun pandemi berada di kehidupan kita. Pembatasan-pembatasan yang dilakukan pemerintah menjadikan masyarakat berdiam diri dirumah. Tingkat sampah yang dihasilkan dari adanya pandemi juga sangat meningkat. Dilansir dari Sistem Informasi Pengelolaan Sampah Nasional (SIPSN) -- Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan, data menunjukkan bahwa terdapat 23,353,561.96 ton/tahun pada tahun 2021 dari 206 Kabupaten/kota se-Indonesia.


Pada situasi pandemi Covid-19 yang melanda bumi ini, membuat tingkat limbah yang dihasilkan menjadi permasalahan baru. Limbah digolongkan menjadi 2, yaitu limbah organik dan limbah anorganik. Limbah organik adalah limbah yang tidak terpakai seperti limbah hasil sayuran dan mudah terurai. Sedangkan limbah anorganik adalah limbah yang tidak mudah terurai seperti plastik, besi, dll. Limbah organik jarang diketahui banyak orang akan manfaatnya, namun jika dikelola dengan benar dapat menghasilkan keuntungan yang berlipat ganda. Salah satu caranya adalah dengan budidaya maggot. Maggot memiliki protein tinggi yang dapat digunakan untuk pakan ternak. Solusi budidaya maggot juga dapat mengurangi biaya produksi pakan dan menjadi peluang industri baru yang menghasilkan banyak keuntungan terlebih di masa pandemi Covid-19.


PEMBAHASAN


Permasalahan peningkatan jumlah sampah akibat pandemi juga dirasakan banyak masyarakat karena penumpukan sampah mengakibatkan banjir. Penderitaan yang dirasakan selain banjir, masyarakat juga mengalami kesulitan mendapat air bersih, menyebabkan polusi dan menganggu kesehatan.  Oleh karena itu, alternatif yang dapat dilakukan dengan cara budidaya maggot.


Maggot atau kata lain belatung merupakan larva dari jenis lalat Black Soldier Fly (BSF) atau Hermetia Illucens. Proses pertumbuhan maggot juga tidak memerlukan waktu yang lama, sekitar kurang dari 14 hari atau 2 minggu. Maggot H. illucens menjadi pilihan bagi para peternak untuk menjadi pakan ternaknya karena mudah berkembangbiak dan mengandung protein yang tinggi yaitu 61,42%(Rachmawati dkk, 2010). Budidaya maggot juga dapat dilakukan dirumah hanya dengan memiliki lahan yang cukup untuk budidaya. Bahan dan alat yang disiapkan juga sangat ekonomis karena dapat memanfaatkan alat yang ada di sekitar kita, seperti ember plastik, air, sayur busuk, buah busuk dan bibit maggot lalat BSF.


Berdasarkan kanal Youtube "Asumsi", kelompok budidaya Maggot Putra Tanggerang yang bertempat di Desa Jeungjing, Kecamatan Cisoka setiap hari mengelola sampah organik sebanyak 8 hingga 10 ton. Sampah-sampah tersebut diambil dari pasar tradisional yang berada pada Kota Tanggerang, Banten. 

"Dalam satu pekan menghasilkan maggot sekitar 500-600 kilogram yang siap dipasarkan ke wilayah Jabotabek," tutur Akbar.


Inovasi yang dilakukan dengan budidaya maggot ini berorientasi pada ekonomi pangan yang membantu para peternak. Penurunan lapangan kerja di masa pandemi menyebabkan seseorang kehilangan pekerjaan, begitu pula yang dirasakan peternak. Umpan buatan yang kian hari mengalami peningkatan harga, menjadi kendala utama bagi peternak. Dengan demikian, dengan adanya budidaya maggot ini menguntungkan para peternak dan menguntungkan juga bagi para penjual di pasar yang membeli ikan kepada peternak karena ternak yang dihasilkan memiliki kesehatan yang prima dan memiliki protein yang cukup.


Jika dilihat dari permasalahan yang dirasakan peternak akibat harga umpan buatan yang tinggi, hal ini dapat dikaji pemerintah untuk mengimplementasikan pendekatan Top Down guna mendukung Sektor Perikanan Budidaya. Melihat dari budidaya yang dilakukan Maggot Putra Tangerang, penjualan per-minggu menyentuh angka 500-600 kg dengan harga jual yang relative rendah yaitu Rp6.000-7.000/kg. Dapat diartikan bahwa budidaya maggot ini memiliki peluang emas untuk meningkatkan ekonomi pasca pandemi Covid-19. Pendekatan Top Down merupakan pendekatan pembangunan sosial yang semua keputusan berada pada tangan pemerintah. Cara yang dapat pemerintah lakukan demi memajukan sektor perikanan budidaya adalah dengan cara mendukung budidaya yang dilakukan serta dapat menyumbangkan lahan yang dialokasikan untuk budidaya maggot. Dengan cara demikian, tentu dapat membuka lapangan kerja baru bagi masyarakat yang terkena PHK, mengurangi pencemaran lingkungan, dan memperbaiki kualitas gizi Indonesia. 

KESIMPULAN


Pembatasan-pembatasan yang diterapkan pemerintah di saat pandemi Covid-19 mengakibatkan tingkat limbah yang dihasilkan meningkat. Limbah yang merupakan sisa makanan dianggap tidak memberikan manfaat dan nilai jual bagi sebagian orang. Dengan budidaya maggot, dapat membuka mata masyarakat bahwa limbah dan sisa makanan yang digunakan dalam sehari-hari memiliki nilai jual dan manfaat tersendiri. Maggot menjadi suatu alternative pakan bagi para peternak karena harga pakan buatan yang dijual kian hari semakin tinggi, maggot memiliki tinggi protein untuk ternak, dan harga jual maggot sendiri yang tergolong rendah. Oleh karena itu, dengan budidaya maggot menjadikan sektor perikanan menjadi lebih jaya dan diperlukannya peran pemerintah dengan melakukan pendekatan Top Down yang merupakan pendekatan oleh pihak pemerintah dengan tujuan mengalokasikan dan menumbuhkan sector budidaya agar membuka lapangan kerja baru, mengurangi pencemaran lingkungan dan upaya memperbaiki kualitas gizi.


DAFTAR PUSTAKA


Salman, Ukhrowi L.M, dkk. (2020). Budidaya Maggot Lalat BSF Sebagai Pakan Ternak. J.K.P: Junal Karya Pengabdian.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun