Mohon tunggu...
Suara Pendidik Edukreatif
Suara Pendidik Edukreatif Mohon Tunggu... Berbagi Pengalaman apa saja yang berkaitan dengan dunia pendidikan yang kreatif dan berinovasi.

Visi Suara Pendidik EduKreatif: Menjadi platform inspiratif dan informatif yang memberdayakan para pendidik untuk menciptakan inovasi pembelajaran yang kreatif, relevan, dan bermakna, serta memperkuat kolaborasi dalam dunia pendidikan di era digital. Misi Suara Pendidik EduKreatif: Menyebarkan Praktik Baik: Membagikan cerita inspiratif, praktik baik, dan solusi kreatif dari para guru, komunitas belajar, dan sekolah dalam menerapkan kurikulum Merdeka dan inovasi pendidikan. Menguatkan Kolaborasi: Membangun jaringan kolaborasi antarpendidik di seluruh Indonesia untuk berbagi ilmu, pengalaman, dan sumber daya dalam pengembangan pembelajaran. Mendorong Inovasi Pembelajaran: Mempromosikan penggunaan teknologi dan pendekatan kreatif dalam pembelajaran yang relevan dengan kebutuhan peserta didik di era modern. Memotivasi Pendidik: Menginspirasi guru-guru untuk terus berkembang, belajar, dan berinovasi melalui berbagai artikel, pelatihan, dan diskusi yang memperkaya wawasan. Meningkatkan Literasi Pendidikan: Menyediakan konten edukatif yang mudah diakses dan dipahami oleh semua lapisan pendidik untuk membantu dalam memahami isu-isu pendidikan terkini.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Bayangan Tanpa Wajah

12 Desember 2024   16:52 Diperbarui: 12 Desember 2024   16:52 136
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

"Boleh masuk?" tanya Adrian, suara lembut namun tegas.

Rania tersenyum tipis, memberikan isyarat masuk. Ia harus menjaga ketenangan. Dalam pikirannya, ia sudah menyusun beberapa skenario---dari pembicaraan diplomatis hingga kemungkinan terburuk.

Adrian melangkah masuk dan melihat sekeliling kamar hotel sederhana itu. "Menarik," katanya sambil duduk di sofa. "Anda seorang yang sangat efisien, baik dalam pekerjaan resmi maupun... yang tidak resmi."

Rania menatapnya tajam, namun tetap menjaga senyumnya. "Saya tidak tahu apa yang Anda maksud, Pak Adrian," jawabnya sopan.

Adrian menyilangkan tangan. "Saya ditugaskan untuk melacak seorang hacker yang telah menimbulkan kerugian besar bagi sejumlah orang sangat berkuasa. ShadowFlare, namanya. Tapi sejauh ini, saya hanya menemukan jejak samar."

Rania merasa dorongan untuk membalas, namun ia menahan diri. "Lalu, apa hubungannya dengan saya? Saya hanya seorang pramugari."

Adrian menatapnya tajam, mencoba membaca ekspresinya. "Itu yang membuat saya ragu. Tidak ada bukti yang benar-benar mengarah kepada Anda, tapi ada hal-hal kecil yang membuat saya penasaran."

"Seperti apa, misalnya?"

"Seperti bagaimana Anda tampaknya selalu berada di tempat yang sama dengan target ShadowFlare. Kebetulan yang menarik, bukan?"

Rania tersenyum kecil. "Kebetulan memang sering terjadi, Tuan Adrian. Tapi jika Anda punya bukti, silakan tunjukkan. Kalau tidak, saya rasa percakapan ini tidak perlu berlanjut."

Adrian tertawa kecil, mengangkat tangannya tanda menyerah. "Anda sangat pintar. Itu sebabnya saya tidak yakin. ShadowFlare selalu satu langkah lebih maju. Tapi Anda, Miss Rania, tampaknya terlalu sempurna untuk membuat kesalahan."

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun