Mohon tunggu...
Fitria Jannah
Fitria Jannah Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Universitas Andalas

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Virtual Learning Environmet (VLE) Berpotensi Meruntuhkan Intensi Mahasiswa

27 Februari 2021   12:19 Diperbarui: 27 Februari 2021   12:48 660
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Sebuah lingkungan pembelajaran virtual atau yang dikenal dengan Virtual Learning Environment (VLE) adalah sebuah platform berbasis web untuk pembelajaran dalam aspek digital yang biasa dipakai oleh bebeberapa institusi pendidikan.Saat ini Virtual Learning Environment dengan berbagai varian aplikasi sudah tersemat di laptop maupun android sebagian penduduk bumi.Tidak bisa dipungkiri munculnya sebuah wabah virus COVID-19 membawa dampak negatif di aspek manapun terutama di dunia pendidikan.Dampak tersebut mengakibatkan pembelajaran yang awalnya dilakukan tatap muka menjadi pembelajaran di rumah saja.

Pun halnya mahasiswa yang harus menjalani kuliah daring.Perkuliahan secara virtual ini mulai diterapkan sejak 17 maret 2020 di Universitas Andalas dan beberapa perguruan tinggi lainnya.Kebijakan tersebut pastinya membuat 99,99 persen mahasiswa kegirangan karena bisa bersantai di rumah dan belajar sembari rebahan.Namun,ekspetasi tidak sesuai realita,metode ini semakin meresahkan para mahasiswa.Berbagai kendala seperti perkara jaringan yang serta merta menjadi umpatan setiap mahasiswa di rumah,terlebih lagi tugas yang bertubi-tubi antri padahal masih banyak materi yang belum dipahami.

Berdasarkan riset via whatsapp perihal dampak perkuliahan daring dengan beberapa mahasiswa,mereka berpendapat kuliah online memberikan dampak positif serta negatif.Namun semua pendapat mereka menitik beratkan ke sisi negatif ,karena seperti apa yang mereka jalani pada saat ini,hal yang paling disayangkan adalah mahasiswa baru dari berbagai universitas yang sangat kecewa kepada takdir yang menuntut agar tetap berada di depan layar monitor,bukan bersenda gurau dan saling bekenalan dengan mahasiswa dari berbagai suku bangsa.

Salah satu mahasiswi dari UNSRAT prodi Kedokteran Gigi Engilica Apridinda, ia mengatakan bahwa," Menurut saya pembelajaran daring saat ini memiliki kelebihan dan kekurangan,jika ditinjau dari sudut positif saya bisa menghabiskan banyak waktu dengan keluarga,saya juga tidak perlu membayar sewa kosan selama pandemi sehingga bisa menghemat pengeluaran, dan pembelajaran daring bisa dilakukan dimana saja.Disamping itu sisi negatif yang saya rasakan juga cukup banyak,dimana saya tidak bisa mengakses segala fasilitas yang ada di kampus,saat praktikum contohnya, saya harus menyiapkan sendiri alat-alat yang saya butuhkan yang seharusnya dikampus sudah tersedia,untuk menangkap pembelajaran juga menurut saya kurang baik karena saya lebih mudah mengingat pembelajaran jika melihat secara langsung."

Lain halnya dengan wawancara empat mata bersama Adistiani Putri,dari Universitas Bengkulu prodi Ilmu Hukum,yang beranggapan kuliah daring benar-benar merugikan dari segi ekonomi dan letak geografis. Ia mengatakan bahwa,"Mahasiswa diminta menggunakan laptop atau android sebagai alat dalam melaksanakan kuliah daring,sedangkan yang dibutuhkan mahasiswa adalah keduanya,hal itu membutuhkan biaya yang besar,belum lagi bagi yang ekonominya rendah,mereka harus berkorban untuk membeli kuota agar bisa belajar daring.Bicara soal kuota,kuota dari pemerintah 90% di gunakan untuk aktivitas pembelajaran virtual, sedangkan hanya 10% kuota yang diberikan agar bisa mengakses semuanya,di sela-sela membuka google dan website belajar,para mahasiswa juga harus membuka grup kelas di wa, telegram, elearning, dll. Sedangkan kuota yang diberi pemerintah tidak sesuai apa yang dibutuhkan. Dari segi letak geografis,rumah para mahasiswa tidaklah sama,ada di kota dan ada
juga di pelosok,bagi yang di kota sangat enak karena dapat terakses jaringan internet sedangkan yang di pelosok harus menempuh jarak lagi ke tempat yang terakses internet dan itu memerlukan biaya untuk membeli bensin dan iya kalau mereka ada kendaraan,kalau tidak,mereka membutuhkan uang untuk ongkos."ujarnya dengan tatapan serius.

Mahasiswa tentunya sangat merindukan dunia perkampusan dan kebersaman bersama teman-teman,terlebih lagi untuk mahasiswa baru yang sama sekali belum mencicipi menjadi mahasiswa yang benar adanya,namun kuliah offline di tengah pandemic hanyalah halusinasi yang sampai kini masih menjadi sebuah misteri kapan kuliah luring segera terjadi.Pastinya banyak hal yang ingin dilakukan mahasiswa lama maupun mahasiswa baru di kampus,seperti keluh kesah yang disampaikan seorang mahasiwa baru dari Universitas Bengkulu,yakni Yolita Deantri Annisa sosok perempuan yang aktif berorganisasi semasa SMA,ia mengaku bahwa, "Kuliah daring sedikit menutup kreatifitas mahasiswa,karena mahasiswa tidak dapat melakukan kegiatan seperti berorganisasi, disebabkan tidak dapat bertatap muka, sehingga keefektivitas kegiatan tidak bisa dilakukan,"tulisnya dalam laman whatsapp, kedepannya ia berharap jikalau kondisi sudah membaik ada baiknya kuliah tatap muka harus dilaksanakan.

Berbagai opini telah diutarakan dan pandangan mereka terhadap pembelajaran virtual mestinya selaras dengan mahasiswa lainnya. Memang benar kuliah daring menghandle berbagai aktivitas yang seharusnya dilakukan mahasiswa pada umumnya,seperti berorganisasi, mengikuti ajang lomba,serta seminar yang biasanya sering di perbincangkan dikalangan masyarakat kampus,karena kegiatan tersebut merupakan ajang dan naungan mahasiswa untuk mencapai
goalds nya.Tak hanya itu, mahasiswa yang belum menemukan jati dirinya tentu mengharapkan perkuliahan segera dilaksanakan tatap muka.

Meskipun demikian, kebijakan Virtual Learning Environment(VLE) tidak seluruhnya menghambat mahasiswa dalam mencapai harapannya di dunia perkuliahan, dikarenakan dengan perkembangan zaman semua bisa di akses online,begitupun semua aktivitas positif seperti seminar online dan mentoring yang bisa dijadikan sebagai tempat bernaung dan menambah wawasan,walaupun tidak seefisien tatap muka.Oleh karena itu,mahasiswa harus pandai dalam beradaptasi pada perubahan situasi saat ini.dan jangan sampai terlena dengan hal-hal yang berpotensi meruntuhkan intensi mahasiswa dalam mencapai goalds nya.

DAFTAR PUSTAKA
https://id.m.wikipedia.org/wiki/Lingkungan_pembelajaran_virtual#:~:text=Sebuah lingkung
an pembelajaran virtual atau,dipakai oleh beberapa institusi pendidik
an.
https://www.pijarnews.com/esai-menelisik-di-balik-kilasan-kuliah-online

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun