Puger, Jember -- Upaya meningkatkan kesejahteraan nelayan sekaligus menjaga kelestarian lingkungan terus dilakukan. Salah satunya melalui program pengabdian masyarakat bertajuk "Pemberdayaan Kemitraan Masyarakat: Edukasi dan Penerapan Teknologi Pengolahan Limbah Tangkapan Ikan Menjadi Pelet Ramah Lingkungan" yang digelar di pesisir selatan Kecamatan Puger.
Kegiatan ini melibatkan tim dosen Fakultas Teknik Universitas Jember, yakni Ir. Ditta Kharisma Yolanda Putri, S.T., M.T., Ir. Zuhriah Mumtazah, S.Si., M.Si., Loetvy Wahyuningtyas, S.T., M.URP, dan Ansori, S.T., M.T. Mereka dibantu delapan mahasiswa yaitu Fitria Dwi Lestari, Amelia Nisa Dwiyanti, M Imtinan Hilmi Rafi, Achmad Rendyka, Tiara Dewi Cahyanti, Khoirun Nisya' Ulfiani, Nandana Khansa, dan Anisatul Ulfa Anami serta didukung langsung oleh nelayan setempat. Fokus kegiatan ini adalah memberikan edukasi sekaligus praktik langsung mengolah limbah ikan tangkapan sampingan---seperti ikan rucah---menjadi pelet ikan bernilai ekonomis dan ramah lingkungan.
Ketua tim, Ditta Kharisma Yolanda Putri, menyebut program ini hadir untuk menjawab dua persoalan utama nelayan pesisir: limbah ikan yang belum dimanfaatkan optimal dan pencemaran lingkungan akibat pembuangannya.
"Dengan adanya pelatihan ini, nelayan bisa mengolah sisa tangkapan ikan menjadi pelet. Produk ini tidak hanya bermanfaat sebagai pakan alternatif, tapi juga membantu menekan biaya budidaya perikanan" jelas Ditta.
Para nelayan pun menyambut positif inisiatif ini. Salah seorang nelayan menyampaikan bahwa program ini sangat relevan untuk kebutuhan mereka.
"Selain mengurangi pencemaran, kegiatan ini juga membuka peluang usaha baru bagi nelayan dan keluarga," ungkapnya.
Antusiasme nelayan terlihat jelas saat mengikuti sosialisasi. Mereka menilai teknologi ini menjadi solusi, khususnya bagi nelayan yang tidak selalu bisa melaut karena faktor cuaca atau usia.
Program ini juga menjadi wujud nyata implementasi ilmu kampus di masyarakat. "Kami bisa menerapkan apa yang dipelajari di bangku kuliah sekaligus belajar berkomunikasi dengan warga" ujar Fitria Dwi Lestari, salah satu mahasiswa anggota tim.
