Mohon tunggu...
Fitrah Prihartanto
Fitrah Prihartanto Mohon Tunggu... Administrasi - --

--

Selanjutnya

Tutup

Ruang Kelas

Pertumbuhan Generasi pada Era Industri 4.0 dan Society 5.0 yang Seimbang

4 Agustus 2021   12:16 Diperbarui: 4 Agustus 2021   12:24 188
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ruang Kelas. Sumber Ilustrasi: PAXELS

Saat ini industri 4.0 dan society 5.0 telah kita masuki. Terlebih percepatan ini terjadi dengan dorongan pandemi covid 19 yang memaksa manusia mengembangkan kehidupan dengan lebih banyak memanfaatkan teknologi dan mengembangkan kecerdasan buatan sebagai pengganti interaksi yang tidak dapat dilakukan secara langsung atau tatap muka. Dunia pendidikan terlebih lagi, sebagai bidang yang alurnya adalah menggali pengetahuan, maka bidang inilah yang semestinya paling cepat menyesuaikan.

Hidupnya kelas-kelas belajar online adalah contoh penyesuaian tersebut. Semua pihak mendorong diri untuk memahami, dan mengembangkan ruang-ruang virtual yang semula hanya dimaksudkan sebagai pengganti pola interaksi yang terkendala pandemi, namun akhirnya berkembang pesat membuat manusia menemukan potensi-potensi luas mengembangkan peradaban. Bagaimana tidak, jika sebelumnya ruang-ruang belajar memerlukan gedung, lokasi, dan sumberdaya fisik yang modalnya begitu banyak, kini dapat berkembang menjadi ruang-ruang pertemuan yang batasnya hanyalah imajinasi manusia itu sendiri. Interaksi kini menjadi tak hanya antar rumah sekota, lembaga pendidikan kini bahkan memiliki siswa dari negara lain. 

Begitupula sumberdaya manusianya, dimana narasumber dapat dihadirkan dari manasaja, dengan kompetensi yang tentu bisa ditemukan yang lebih baik. Maka sumberdaya manusia kita saat ini tentu akan dengan lebih pesat berkembang karena setiap orang mampu bertemu dengan mentor terbaik dengan fasilitas yang dikembangkan di masa industri 4.0 dan society 5.0 ini. Jika manusianya berkembang pesat, tentu secara fisik pun dunia akan cepat berubah, berevolusi sebagai akibat dari cipta, rasa dan karsa manusianya.

Namun sebagaimana perubahan yang terlalu cepat, akan memberikan resiko penyesuaian yang mulanya akan menyebabkan gegar budaya. Perubahan pola kehidupan yang cepat, tentu memberikan tekanan yang tinggi. Sehingga jika manusia tidak mempersiapkan cara menghadapinya, tentu hal ini akan menyebabkan pengorbanan yang besar. Misalnya, para siswa yang tidak siap menyambut perubahan cara mencari pengetahuan dan tidak dapat mempersiapkan diri membangun pola hidup dalam cara industri 4.0 dan society 5.0 ini, akan menyebabkan banyaknya generasi yang syok dan tertatih dalam menyesuaikan diri. 

Salah satu contoh, misalnya penggunaan teknologi yang tidak bijak, yang menyebabkan ketidakseimbangan pertumbuhan banyak aspek dalam diri siswa. Seperti, siswa terlalu terhanyut dalam dunia sosial virtual, sehingga luput mengembangkan kecerdasan fisik, atau lalai membangun kehidupan sosial terdekat disekitarnya seperti kehangatan keluarga, keharmonisan dengan tetangga, dan kesadaran membangun lingkungan sekitar.

Potensi konflik pada masa ini kemungkinan adalah konflik atau permasalahan hubungan antar manusia itu sendiri. Gegar budaya yang terjadi seputar bagaimana menyeimbangkan kemajuan dunia dengan pertumbuhan diri sebagai mahluk sosial. Profesi konselor, konsultan, psikolog, terapi mental dan sejenisnya akan semakin dibutuhkan seiiring kebutuhan manusia mempersiapkan dirinya agar dapat menyelaraskan diri dalam masa revolusi atau perubahan dunia yang cepat. Siswa atau generasi pembelajar yang tumbuh dalam masa ini membuthkan pertumbuhan diri yang seimbang. 

Tak lagi kemajuan belajar dan bernalar, ada banyak keseimbangan pertumbuhan diri yang lain yang harus segera dikejar seperti keimanan, bakat dan kepemimpinan, seksualitas dan cinta, estetika dan bahasa, individualitas dan sosialitas serta aspek jasmani. Jika dunia pendidikan dulu hanya berfokus pada aspek belajar dan bernalar, maka masa ini adalah masa yang lebih serius bagi dunia pendidikan untuk turut menumbuhkan aspek lain seperti yang disampaikan diatas agar generasi saat ini dapat menyesuaikan diri dengan lebih tegap.

Aspek keimanan diri, meliputi perawatan dan penguatan konsep ketuhanan, yang dapat membantu manusia menyeimbangkan pertumbuhan jasmaninya. Interaksi dengan keyakinan pada sesuatu yang menguatkan, menenangkan dan menjernihkan akan membantu manusia dalam menghadapi tekanan besar akibat perubahan pola hidup yang terlalu cepat. Kebutuhan mengembangkan aspek ini akan tinggi sebab jika aspek ini bertumbuh, manusia memiliki ketahanan yang baik terhadap ujian serta memiliki perilaku yang lebih baik saat melewati tantangan pola hidup yang berat.

Aspek bakat dan kepemimpinan meliputi konsep diri atas sifat unik. Mengenai gairah hidup, untuk menumbuhkan potensi sehingga manusia dapat mengambil peran yang tepat. Jika generasi saat ini salah peran, maka yang terjadi adalah siswa atau generasi yang mengejar segala ilmu, mengejar segala peningkatan dalam putaran yang memberikan manfaat minim. Waktu akan habis dalam pengejaran pengetahuan tak habis-habis dan melahirkan generasi yang minim penemuan yang bermanfaat bagi peradaban.

Aspek seksualitas dan cinta adalah mengenai konsep identitas. Ini mengenai penumbuhan dan penyadaran potensi sikap dan perilaku kelaki-lakian dan keperempuanan, atau keayah-bundaan seseorang. Pengokohan dan pengujian peran ini penting sebab mempersiapkan generasi dalam melahirkan keluarga yang kuat di masa depan yang akan jauh lebih berat tantangannya.

Aspek estetika dan bahasa adalah mengenai upaya merawat dan menguatkan konsep keindahan via inderawi dan abstraksi. Pola keindahan yang natural atau alamiah yang telah ada dalam diri manusia akan membimbing generasi kita membuat peradaban yang lebih indah, damai dan harmoni.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ruang Kelas Selengkapnya
Lihat Ruang Kelas Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun