Mohon tunggu...
FithAndriyani
FithAndriyani Mohon Tunggu... Lainnya - Read and Write

Write your own history

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Satu Hari Ziarah and Silaturahmi

12 Desember 2017   22:22 Diperbarui: 12 Desember 2017   22:34 1128
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Usai menyantap hidangan, beberapa anggota memutuskan istirahat sejenak. Nyaris seharian ke sana kemari lintas kabupaten membuat tubuh lelah. Sebagian lagi menyegarkan badan dengan mandi. Ayah Sukma berbincang-bincang dengan Ust. Imam beserta anggota laki-laki di teras.

Saya dan anggota perempuan mengistirahatkan badan di musholla keluarga. Kami berbincang kecil mereviewperjalanan kami tadi. Karena batere ponsel saya sudah lemah, saya keluar musholla untuk mengisi daya. Karena tidak ada kegiatan, saya ikut nimbrung mendengarkan perbincangan ayah Sukma. Saya tertinggal banyak namun berusaha mendengarkan.

Di seberang rumah Sukma, terdapat bangunan panti anak yatim yang diasuh oleh orang tua Sukma. Beliau berbagi pengalaman bagaimana mengasuh anak panti. Di dalam hati, saya mensyukuri nikmat Allah yang telah saya dapatkan. Beliau memberi pesan agar kita senantiasa all-outketika membantu sesama di jalan Allah. Ketika mengerjakan sesuatu di jalan Allah, kita tidak perlu menghitungnya untuk pamrih. Allah tidak tidur, Allah Maha Mengetahui apa yang hambaNya lakukan. Janji Allah akan selalu ditepati,  faman ya'mal mitsqaala dzarratin khairan yarah, wa man ya'mal mistqaala dzarratin syarran yarah.Berbuatlah kebaikan, tanpa perhitungan dan pamrih. Niatkan apa yang kita kerjakan untuk mencapai ridla Allah.

Wejangan berharga tersebut ditutup dengan doa. Kami pun bersiap untuk kembali ke Malang. Di tengan perjalanan, Ust. Imam memberi sepenggal kalimat hikmah (kebetulan saya berada di dalam mobil yang dibawa Ust. Imam). Ketika kita menolong sesama, lakukan dengan ikhlas dan semampu kita. Terlebih ketika kita mengerjakan permintaan tolong guru. Untuk mencapai ikhlas, terkadang kita diuji. Namun, perkuat tekad tanpa mengeluh. Jika niat atas nama Allah, insha Allah pahala akan didapat.

Karena nyaris seharian melintasi kabupaten Malang -- Kediri -- Jombang -- Mojokerto, Ust. Imam meminta agar transit sebentar di Pasuruan. Saya yang tinggal duduk manis saja kelelahan, apalagi yang bersedia menyetir? Istirahat sesaat itu pun kemudian dilanjutkan agar kami tidak terlalu pagi sampai ke Malang.

Dari perjalanan lintas kabupaten ini, saya menarik kesimpulan:

1. Ziarah makam bukan sekedar membaca tahlil maupun menabur kembang saja. Maksud dari ziarah adalah agar peziarah mengambil pelajaran bahwasanya setiap makhluk bernyawa senantiasa akan mati. Tidak ada yang abadi, kecuali Pemilik dari langit dan bumi.

2. Gajah mati meninggalkan gading, manusia mati meninggalkan jasa. Menziarahi pendiri Pondok Pesantren mengajarkan bahwa jasa dan perbuatan baik manusia akan dikenang dan didoakan oleh penerus. Maka lakukanlah perbuatan yang berguna di kemudian hari bagi orang-orang sekitar kita. Khoirun naas anfa'uhum lin-naas.

3. 'Aisy kaatiban au mut maktuuban.Makna dari pepatah berbahasa Arab ini kurang lebih adalah hiduplah sebagai penulis atau mati (dalam) tertulis (sejarah). Pepatah ini berkaitan dengan pepatah bahasa Indonesia di poin sebelumnya. 

Yang mana mengajak kita untuk menuliskan karya yang berarti pula menyebarkan ilmu maupun dakwah melalui tulisan. Penulis kitab-kitab yang menjadi acuan Fiqih saat ini sudah lama kembali kepada Allah, namun ilmu beliau senantiasa dibaca bahkan hingga saat nanti. Ilmu yang bermanfaat akan menjadi amal jariyah yang tidak putus meski jasad sudah berkalang tanah.

Jika tidak menulis, maka buatlah sejarah yang mencatat. Meski demikian, tidak lantas menjadikan seseorang agar mengerjakan perbuatan dengan pamrih dikenang sejarah saja. Ketika orang lain tidak mengetahui perbuatan baik seseorang, perbuatannya tidak akan luput dari catatan baik di sisi Allah. Dan hal ini adalah dambaan seorang hamba. Allah mboten sare.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun