Sudah kodrat setiap manusia kelak menua. Idealnya seseorang dianggap tua bila sudah memasuki usia 60 tahun. Seiring bertambahnya usia, maka akan disertai perubahan bentuk fisik seperti munculnya garis wajah yang tegas, perubahan warna kulit, kulit yang mengendur, dan rambut ditumbuhi uban. Â
Menua merupakan hal yang normal. Kita semua akan mengalaminya. Maka dari itu, sejumlah tanda penuaan yang mulai tampak dapat disikapi dengan penuh syukur. Menua bukan sekadar tampilan fisik yang mengendur dan mengerut, namun menua dengan fisik yang sehat dan bugar tanpa keterbatasan fisik berperan dalam kualitas hidup yang baik.
Saat seseorang memasuki usia lanjut, maka terjadi berbagai perubahan pada fungsi dan kinerja sistem pencernaan, pernapasan, perkemihan, dan otot rangka. Perubahan tersebut ditandai dengan proses metabolisme tubuh yang melambat, penurunan kemampuan fungsi otot dan tulang, perubahan hormon, dan sebagainya. Perubahan ini memengaruhi kemampuan fisik dalam beraktivitas sehari-hari.
Banyak orang dengan usia lanjut baik itu pria maupun wanita mengalami permasalahan otot dan sendi. Bila dikilas balik saat mereka muda terlihat berkharisma dan berkarir cemerlang. Namun, apa daya banyak dari mereka mengalami penyakit kardiometabolik dan keluhan nyeri sendi dan otot. Gerakan tubuh mereka melambat, gemetar, terbatas, dan sulit bergerak. Banyak yang berakhir duduk di kursi roda dan atau menggunakan alat bantu berjalan.Â
Pada era modernisasi ini, mereka yang memasuki usia 40 tahun mulai menunjukkan sejumlah keluhan fisik ringan hingga berat. Faktor penyebab utama yaitu gaya hidup sedentari. Apalagi, pekerja kantoran dan pabrik banyak menghabiskan waktu lebih dari 6 jam sehari bekerja dalam postur statis baik itu duduk atau berdiri dengan gerakan berulang.Â
Berbagai penelitian kesehatan menunjukkan bahwa sikap hidup sedentari memberikan dampak negatif bagi kesehatan fisik dan mental. Gaya hidup ini semakin melejit pada era digital. Perkembangan digital yang masif memudahkan segala aktivitas masyarakat mulai dari memesan kebutuhan sehari-hari hingga mengantar ke berbagai tujuan.Â
Masyarakat juga banyak memilih menggunakan kendaraan pribadi selama pergi dan pulang dari bekerja. Hal ini berdampak pada semakin berkurangnya aktivitas latihan fisik ringan seperti berjalan kaki. Tidak hanya itu, banyak orang lebih senang bersantai dengan mengulir media sosial di atas tempat tidur atau sofa setelah pulang bekerja atau libur.Â
Berlatih fisik sangat besar manfaatnya bagi tubuh. Otot kita merupakan organ penting yang membangun kekuatan dan ketahanan tubuh. Kita dapat bergerak, beraktivitas, menggerakkan bagian tubuh, menari, dan sebagainya, semuanya itu peran besar dari otot. Otot bukan hanya sekadar pembentuk tubuh dan penggerak semata, otot lebih dari itu.
Otot manusia sangat unik. Ia mampu bertumbuh dan berkembang melalui latihan fisik. Otot dapat mengelola nutrisi dari makanan yang kita konsumsi menjadi energi dengan mengubah karbohidrat dan glukosa. Hormon insulin berperan dalam mempertahankan iklim gula darah yang seimbang.Â
Lewat peran insulin, tubuh kita tidak akan kebanjiran lonjakan gula darah yang dapat merusak seluruh sistem organ pada tubuh. Namun, makanan tinggi kalori yang dikonsumsi setiap hari menyebabkan glukosa dan lemak yang tinggi pada tubuh, bila kalori tersebut tidak diubah menjadi energi bagi otot, maka organ ginjal kita tidak mampu membuang kelebihan glukosa secara terus-menerus, akhirnya terjadilah diabetes tipe 2 yang menyebabkan penyakit kardiometabolik.Â