Mohon tunggu...
Fisio Yuliana
Fisio Yuliana Mohon Tunggu... Praktisi Fisioterapi

Perkuat literasi dengan membaca! Sebuah Halaman yang membagikan kualitas kesehatan mental, fisik, gerak tubuh, hubungan manusia, dan science. Bacalah 1 artikel setiap hari.

Selanjutnya

Tutup

Healthy Artikel Utama

Jajanan Buah Potong dengan Penyedap Rasa, Sehatkah?

28 Februari 2025   13:44 Diperbarui: 28 Februari 2025   16:15 350
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Unsplash/Dana DeVolk

Adapun buah tropikal seperti pisang, nanas, pepaya, jambu, mangga, dan sebagainya. Maka dari itu, sebenarnya tidak ada alasan bagi kita untuk tidak mengonsumsi buah.

Mengonsumsi buah-buahan dapat memelihara kesehatan tubuh dan mengurangi risiko penyakit kardiometabolik. Rutin mengonsumsi buah setiap hari dapat menjaga elastisitas kulit, awet muda, dan memelihara kesehatan organ tubuh.

Namun, rutinitas mengonsumsi buah di Indonesia masih cukup rendah. Cemilan gorengan jauh lebih memikat dibandingkan cemilan buah-buahan. Buah tidak begitu dilirik mungkin saja disebabkan oleh betapa repotnya kita harus mengupas buah-buahan yang akan dimakan. 

Sebagai contoh pepaya dan melon, tentu kita harus mengupasnya dulu sebelum memakannya. Maka dari itu, penjual cemilan buah di berbagai supermarket melakukan strategi dengan mengupas dan memotong buah-buahan yang dikemas dalam wadah. Hal ini untuk meningkatkan daya beli dan praktis bagi masyarakat.

Cara ini mungkin akan menarik beberapa kaum muda dan ibu-ibu yang berbelanja. Namun, pada akhirnya banyak orang lebih memilih membeli cemilan gorengan daripada cemilan buah potong.

Hadirnya kreasi jajanan buah menarik minat konsumsi pada anak muda dan dewasa. Mereka menyukai jajanan buah yang diberi bumbu.

Rujak buah, buah bumbu cabai, dan salad buah paling diminati sebagai cemilan buah terlaris dikonsumsi anak muda dan dewasa.

Lantas mengapa masyarakat lebih memilih cemilan buah-buahan yang diberi bumbu? 

Makanan yang kaya akan bumbu tambahan memberikan efek candu bagi orang yang mengonsumsinya.

Bumbu dan penyedap kaya akan garam, gula, vetsin, dan cabe bubuk meningkatkan kerja hormon dopamin yang membentuk kebiasaan.

Ludah pada lidah melarutkan makanan yang kita kunyah, informasi mengenai rasa makanan yang enak disampaikan ke otak dan otak merekam rasa makanan tersebut sebagai pengalaman yang menyenangkan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun