Di era emansipasi ini, dimana banyak ibu yang bekerja di luar rumah dari petang hingga petang menyebabkan perhatian ibu terhadap konsumsi pangan (makanan dan minuman) anak menjadi berkurang. Ibu cenderung akan memberikan makanan cepat saji atau menyerahkan urusan makan anak pada pengasuh yang mungkin tidak memahami perihal gizi. Padahal gizi merupakan salah satu faktor penting yang mempengaruhi pertumbuhan, perkembangan dan kesehatan anak.Â
Gizi yang optimal sangat penting untuk pertumbuhan normal serta perkembangan fisik dan kecerdasan bayi, anak-anak  dan seluruh kelompok umur  serta membuat tubuh tidak mudah terkena penyakit infeksi, terlindung dari penyakit kronis dan kematian dini.
Gizi sangat berkaitan erat dengan pola konsumsi. Anak yang terbiasa mengonsumsi pangan yang tinggi kandungan gula, garam, lemak serta rendah gizi seperti makanan cepat saji akan menyukai pangan jenis tersebut dan cenderung menolak pangan sehat seperti sayur dan buah. Dengan kondisi seperti ini, ibu jangan pernah berpikiran "ah yang penting anak saya mau makan", karena walaupun anak makan tapi dengan pangan jenis tersebut justru ibu sedang memberikan racun sedikit demi sedikit.Â
Pola konsumsi yang buruk semacam ini membuat gizi yang dibutuhkan anak untuk tumbuh kembang tidak tercukupi sehingga anak bisa menderita stunting (tumbuh pendek) dan akan memicu munculnya penyakit tidak menular (PTM) seperti diabetes, stroke dan jantung ketika dewasa kelak. Jadi ibu, jangan hanya mengikuti keinginan anak dalam menentukan pangan yang akan dikonsumsinya, tapi juga perhatikan gizinya.Â
Jangan biarkan anak makan nasi dengan kecap atau kerupuk saja atau makan mie instan dan minum susu dari susu kental manis (SKM) yang diencerkan, yang merupakan makanan dan minuman andalan ibu agar anaknya "yang penting mau makan dan ada yang masuk ke perut ". Â Â Â
Ibu sebagai orang yang paling berpengaruh untuk urusan pangan dalam keluarga harus mampu membangun pola konsumsi yang baik untuk anak sedari balita, memperhatikan asupan gizi anak dan sabar ketika anak menolak pangan sehat yang diberikan serta tetap berusaha untuk mempertahankan pola konsumsi yang baik sesuai dengan usia anak.
Pola konsumsi yang baik sesuai dengan usia anak itu seperti apa?