Oleh
Ima Ni’mah Chudari, Firman Robiansyah, Ajo Sutarjo & Darmawan
PENDAHULUAN
Layanan bimbingan dan konseling[l1] merupakan salah satu  komponen  dalam keseluruhan system[l2] pendidikan khususnya di sekolah,[l3] maka setiap  personal[l4] pelaksana pendidikan  di[l5] sekolah seyogyanya memiliki pemahaman tentang  makna bimbingan dan konseling serta dapat melaksanakan layanan tersebut dengan tepat. Berdasarkan wawancara dengan guru-guru SD di Kota Serang, hamper[l6] di semua SD tidak tersedia guru BK khusus, sehingga guru kelas harus sekaligus juga berperan sebagai guru BK.
Ada beberapa factor[l7] penting yang membedakan antara bimbingan di SD dengan di sekolah menengah, hal ini dikemukakan oleh Dinkmeyer dan Caldwell (dalam Suherman, 2008: 168), yaitu : (1) bimbingan di SD lebih menekankan peranan guru dalam fungsi bimbingan; (2) Di SD focus [l8] bimbingan lebih menekankan kepada pengembangan pemahaman diri, pemecahan masalah, kemampuan berinteraksi dengan orang lain; (3) bimbingan di SD lebih banyak melibatkan peran orang tua, mengingat pentingnya pengaruh  orang[l9] tua bagi anak SD; (4) bimbingan di SD  hendaknya[l10] memahami keunikan  anak; (5) program bimbingan di SD hendaknya peduli terhadap kebutuhan dasar anak, seperti kebutuhan untuk matang dalam pemahaman diri, penerimaan diri baik kelebihan maupun kekurangannya; (6) program bimbingan di SD hendaknya meyakini bahwa tahapan perkembangan anak di SD merupakan tahapan yang  sangat penting dalam kehidupan perkembangan anak.[l11]
Kenyataannya dari hasil wawancara dengan beberapa guru SD di Serang, mereka menyatakan kesulitan untuk menerapkan layanan BK dikarenakan keterbatasan waktu dalam membagi tugas mengajar dengan memberikan layanan BK. Diketahui pula guru tidak mempunyai program layanan BK di sekolah.
Melihat gambaran tentang keluhan guru SD dalam melaksanakan layanan BK, juga diketahui kendala guru dalam melaksanakan layanan BK. Guru masih  memahami bahwa  seolah-olah  masih memisahkan layanan pengajaran dengan layanan BK. [l12]
  Dari fenomena di lapangan tentang layanan BK di SD, maka diperlukan peningkatan kompetensi guru dalam layanan BK di SD. Melalui kegiatan Pengabdian Kepada Masyarakat (PKM) hibah UPI, maka mulai dipersiapkan rencana kegiatan tersebut. [l13]
METODOLOGI
Kegiatan yang dapat membantu peningkatan kompetensi guru dalam layanan BK di SD, maka direncanakan untuk kegiatan tersebut dalam bentuk workshop atau lokakarya BK. Subjek  kegiatan workshop BK adalah guru SD Laboratorium UPI Kampus Serang dan guru SDN Tembong Serang.[l15] Rencana kerja PKM disusun  dengan tahapan sebagai berikut.
Tabel 1. Jadwal Kerja Kegiatan Workshop Bimbingan Konseling di SD