Mohon tunggu...
Firman Rahman
Firman Rahman Mohon Tunggu... Blogger Kompasiana

| Tertarik pada finance, digital marketing dan investasi |

Selanjutnya

Tutup

Entrepreneur Pilihan

Berawal dari Hobi Ngemil & Ngopi di Pojokan Rumah, Bisnis Keripik ini Menjadi Bisnis Rumahan Impianku

27 Juni 2025   20:55 Diperbarui: 27 Juni 2025   20:55 206
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi (Gambar: Dokumen pribadi iolah)

Keripik singkong original (Gambar: Dokumentasi pribadi)
Keripik singkong original (Gambar: Dokumentasi pribadi)

Sebagai orang yang pernah berkecimpung di dunia bisnis dan juga berprofesi sebagai blogger, tentu dunia menulis dan foto menjadi hal yang dihadapi sehari-hari. Hobi ini ternyata menjadi jembatan bagi peluang bisnis baru kami. Saya selalu membawa kamera, minilal smartphone ke mana pun Saya pergi, dan sering kali mengabadikan momen-momen indah di kampung halaman.

Secara tidak sengaja, saat menikmati jalan pagi di jalanan kampung yang segar, kami bertemu dengan para pengrajin atau produsen keripik singkong dan juga usaha kecil kerupuk berbahan dasar ikan. Pemandangan tangan-tangan terampil yang sedang mengolah singkong menjadi keripik renyah, atau kerupuk ikan yang dijemur di bawah sinar matahari, membangkitkan kembali semangat berbisnis kami. Aroma gurih yang menguar dari rumah-rumah produksi kecil itu memicu ide-ide baru di benak kami.

Kerupuk rajungan (Gambar: Dokumentasi pribadi)
Kerupuk rajungan (Gambar: Dokumentasi pribadi)

Di sinilah awal kami mulai tertarik berbisnis keripik kembali, namun dengan pendekatan yang berbeda. Kami pun mulai membeli dari produsen keripik dan juga kerupuk untuk dinikmati sendiri sebagai percobaan rasa. Kami mencicipi berbagai jenis keripik singkong dengan aneka bumbu, serta kerupuk berbahan dasar ikan seperti ikan tongkol, rajungan, dan ikan jenggelek. Kami ingin memastikan kualitas dan rasa produk sebelum kami memutuskan untuk menjualnya.

Rengginang-Kerupuk dari nasi (Gambar: Dokumentasi pribadi)
Rengginang-Kerupuk dari nasi (Gambar: Dokumentasi pribadi)

Secara tidak langsung, kami mulai berhubungan dengan para produsen keripik dan kerupuk tersebut. Interaksi yang rutin membuat kami dekat dan mengetahui permasalahan mereka, yaitu kesulitan dalam pemasaran. Apalagi kebanyakan dari mereka adalah orang tua, yang belum terlalu terbiasa dengan dunia online dan digital. Mereka memiliki produk berkualitas tinggi, namun tidak tahu bagaimana cara menjangkau pasar yang lebih luas di era digital ini.

Keripik dan kerupuk siap kirim (Gambar: Dokumentasi pribadi)
Keripik dan kerupuk siap kirim (Gambar: Dokumentasi pribadi)

Melihat potensi besar ini, dan juga keinginan untuk membantu para produsen lokal, akhirnya Saya mengajak mereka berkolaborasi dan mulai menjualkan produk keripik dan kerupuk tersebut dari rumah. Konsep yang Saya gunakan pun sebenarnya lebih ke dropship.

Apa sebenarnya konsep dropship itu?

Sebagai pebisnis pemula di kampung, tentu kami harus menjaga modal dan juga menjaga stok agar tidak menumpuk. Konsep dropship memungkinkan kami untuk menjual produk tanpa perlu menyimpan stok barang fisik. Ketika ada pesanan dari pelanggan, kami akan meneruskannya kepada produsen, dan merekalah yang akan mengemas serta mengirimkan produk langsung kepada pelanggan atas nama kami. Ini meminimalkan risiko finansial dan operasional kami, karena kami tidak perlu mengeluarkan modal besar untuk membeli stok barang di awal.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Entrepreneur Selengkapnya
Lihat Entrepreneur Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun