Mohon tunggu...
Firman Rahman
Firman Rahman Mohon Tunggu... Lainnya - Blogger Kompasiana

| Tertarik pada finance, digital marketing dan investasi |

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

'Pamah', Sebuah Konsep Mindful Eating ala Budaya Masyarakat Jawa

17 April 2024   07:05 Diperbarui: 17 April 2024   07:05 139
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi (Gambar: hellomotion.com)

Berusaha menjaga berat badan agar ideal, sepertinya menjadi tujuan dan impian masyarakat masa kini. Tren ini semakin berkembang setelah merebaknya dan meredanya wabah pandemi Covid-19 yang membuat masyarakat semakin sadar akan arti pentingnya menjaga kesehatan.

Tentunya dengan semakin sadarnya masyarakat akan kesehatan, termasuk menjaga berat badan ideal menjadikan adanya perubahan dalam mengonsumsi makanan, mulai dari cara pemilihan bahan makanan, cara menikmati makanan, hingga mengelola kebiasaan dalam cara makan itu sendiri.

Apa Sebenarnya Konsep Mindful Eating Itu?

Pada dasarnya konsep mindful eating ini menjadi sebuah cara agar tidak makan asal makan, atau makan asal kenyang saja. Namun ada tujuan dengan menerapkan konsep mindful eating ini, yaitu fokus bagaimana agar berat badan bisa turun dengan melakukan perubahan dari sudut pandang dalam melihat makanan itu sendiri.

Hal senada juga disampaikan oleh dr. Oki Yonathan yang merupakan dokter spesialis gizi di Klinik Eka Hospital BSD, Tangerang, yang menyampaikan hal yang sama, bahwa "Mindful eating sangat disarankan bagi mereka yang berusaha untuk menurunkan berat badan. Jadi tidak hanya makanannya saja yang diganti, namun juga dengan mengubah cara pandang Anda terhadap makanan."

Dengan menerapkan konsep mindful eating bisa membantu mengubah pandangan atas makanan saat menikmati makanan tersebut. Tentu saja hal ini akan mempengaruhi psikologis serta bagaimana Anda memandang makanan.

Mengambil informasi dari Healthline.com, mindful eating adalah teknik yang bisa membantu Anda mengelola kebiasaan makan dengan lebih baik, dan cara ini telah terbukti bisa menurunukan berat badan. Mengurangi makan secara berlebihan, bahan bisa memengaruhi psikologis Anda.

Selain itu, bisa dikatakan konsep mindful eating juga merupakan konsep menikmati makan dengan penuh perhatian. Pada saat inilah, Anda akan berusaha belajar untuk bisa makan dengan sadar yang secara tidak langsung membuat Anda bisa membedakan antara rasa lapar fisik dan rasa lapar emosional.

Menerapkan "Pamah", Sebuah Cara Makan & Penuh Filosofis Khas Budaya Jawa

Berbicara tentang konsep makan dan tata krama dalam menikmati makanan, sebenarnya tidak perlu jauh-jauh sampai ke Eropa untuk menerapkan pola makan yang sehat, apalagi agar terhindar dari naiknya berat badan yang berlebih.

Budaya Jawa sudah mengenalkan konsep unggah ungguh atau sebuah konsep kesopanan termasuk saat makan. Meskipun menurut anak jaman sekarang terkesan sepele dan ribet, namun semua yang dilakukan ternyata memberi manfaat, khususnya untuk kesehatan.

Salah satunya adalah "Pamah", kata ini memiliki hubungan kata seperti mamah dan dipamah. Aktivitas mamah ini bisa diartikan sebagai mengunyah, melumat dan menghaluskan makanan.

Dalam bahasa Jawa, mamah ini diartikan sebagai proses untuk mengunyah makanan yang masuk ke mulut sebelum ditelan.

Tentu saja, budaya Jawa dalam hal ini orang Jawa memiliki aturan sendiri saat menyantap makanan, contohnya adalah dalam konsep pamah, saat menikmati makanan, tidak boleh terlalu cepat dalam menelan makanan, tidak boleh makan di sembarang tempat, sampai larangan mengeluarkan suara berdecak. Bila aturan-aturan ini dilanggar selain tidak sopan, ternyata juga tidak baik untuk kesehatan.

Bahkan etika makan seperti mengunyah sampai halus dalam budaya Jawa sebanyak 33 kali (33 kali kunyahan), ternyata bisa meringankan kerja lambung, karena hanya partikel kecil saja yang bisa dengan mudah dicerna oleh enzim lambung. Bahkan sebaliknya, makanan yang sulit dicerna bisa menyebabkan naiknya asam lambung dan sisa makanan ke kerongkongan, yang menyebabkan memicu terjadinya GERD atau penyakit maag.

Ternyata hal ini senada dengan yang disampaikan Nabi Muhammad SAW, yang bersabda:

Kecilkan suapan dan baguskan mengunyahnya.

Di beberapa sumber, disebutkan bahwa Rasul mengunyah makanannya sebanyak 33 kali dan ada pula yang menyebutkan sebanyak 32 kali. Makna dari hal tersebut bukanlah seberapa banyak kunyahannya, melainkan anjuran untuk mengunyah dengan sempurna hingga makanan yang ditelan menjadi halus."

Tidak hanya dalam soal makan saja. Beberapa petuah tentang mamah juga memiliki nilai filosofi yang kuat dan juga munculnya petuah yang memiliki nilai tinggi, seperti ungkapan:

Mamahen kanthi ati-ati aja nganti ilatmu melu kecokot.

Yang berarti kunyahlah dengan hati-hati jangan sampai lidahmu ikut tergigit. Filosofi ini, selain memberikan sebuah cara dalam makan juga memberikan filosofi lain, yaitu nasihat luhur, bahwa bila bekerja harus cermat dan sungguh-sungguh, jangan sampai merugikan orang lain.

Itu dia sedikit informasi tentang 'Pamah', Sebuah Konsep Mindful Eating ala Budaya Masyarakat Jawa. Semoga bermanfaat.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun