Mulai Menulis Â
Pada akhirnya, anak saya telah selesai membaca buku-buku tersebut. Namun buku Madilog belum selesai dia baca. Novel tetralogi Pram pun belum dia baca.
Anak saya biasanya di sela-sela membaca tersebut, selalu menggambar. Gambar sketsa daan ilustrasi adalah hobinya. Sampai suatu ketika dia bilang, jenuh dengan kegiatan membaca dan menggambar.
Lalu dia tanya, "Abah sibuk apa sih? Kok tiap hari sering ngetik?"
Saya bilang, sedang menulis modul pelatihan. Dan saya juga sesekali menulis untuk Kompasiana. Anak saya penasaran, lalu banyak bertanya tentang Kompasiana. Saya menjelaskan sesingkat mungkin.
Hingga akhirnya, anak saya minta tolong untuk dibuatkan akun Kompasiana. Tak butuh waktu lama, akhirnya anak saya sudah punya akun. Kemudian dia mulai asyik menelusuri tulisan-tulisan di Kompasina.
Saya tanya, apakah sudah mulai menulis di Kompasiana? Dia bilang belum, masih baca-baca dulu. Sampai beberapa waktu kemudian, akhirnya dia kembali tenggelam mulai baca buku lagi. Kompasiana pun tidak dilihatnya lagi.
Kejutannya di hari Selasa kemarin. Saat saya ketuk pintu kamarnya, dia bilang jangan diganggu. Lagi ngetik katanya. Saya tanya, ngetik apa. Lagi nulis di Kompasiana, jawabnya.
Sekitar 1 jam kemudian, dia panggil saya, bagaimana caranya untuk upload tulisan di Kompasiana? Saya lihat dia menulis draftnya di Microsoft Word. Saya bilang tinggal buka saja menu mulai menulis di akun kompasiana, lalu tulisan bisa "di-copy" lalu "di-paste."
Saya bimbing anak saya, untuk mengisi dulu kategori tulisan, lalu isi judul tulisan, baru tulisan yang sudah disalin sebelumnya untuk ditempel di body tulisan.
Saya juga menambahkan untuk sebuah tulisan bisa diperkaya dengan foto-foto, ilustrrasi dan gambar. Bisa karya sendiri atau mengambil dari pihak lain asal menyebutkan sumbernya.
Anak saya tampak sibuk mencari-cari foto dan gambar. Lalu dia sibuk mengedit tulisannya. Karena tadi saya menjelaskan sebelum ditayangkan, perlu lihat dulu "preview" tulisan kita, mungkin masiha ada yang salah dan ada yang kurang.