Mohon tunggu...
Firdiyanti Al Maidha
Firdiyanti Al Maidha Mohon Tunggu... Freelancer - Student at Electronic Engineering Polytechnic Institute of Surabaya

Menulis membuat saya dituntut untuk membaca dan memahami hal-hal yang terjadi disekitar, tentunya menambah pengetahuan, serta menyalurkan ide maupun pikiran yang ada pada diri saya. Selain memiliki ketertarikan dengan kepenulisan, saya juga menyukai design, public speaking (oral speech, professional communication) dan juga event organizing.

Selanjutnya

Tutup

Gadget Pilihan

Cyber Bullying di Indonesia Makin Liar, Psikolog: Pembatasan Gadget Menjadi Solusinya

6 Oktober 2021   19:05 Diperbarui: 6 Oktober 2021   19:14 3723
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Tingginya angka kasus cyberbullying pada anak-anak dipicu oleh tingginya konsumsi internet pada anak-anak. Sumber: www.shutterstock.com 

Setelah dilakukan penelurusan, pelaku yakni siswa kelas dua SMP dan kelas 4 SD yang membentuk sebuah geng bernama Brother of Santay (BOS).

Selain itu, kasus Cyber bullying juga terjadi pada salah satu akun lokal Sulawesi Selatan yang akhir-akhir ini viral karena penindakan pelanggaran PPKM dengan kekerasan. "Fotonya disebarluaskan bukan tentang tindakan itu tapi dikomentarin dengan sangat jelek menyangkut fisik. Betapa kasarnya orang Indonesia. 

Sekarang pelakunya sudah mendapat menjalani proses hukum, dia tidak berhenti di-bully. Kasihan dia sudah dihukum, kalau memang dia salah netizen tidak perlu lagi menghakimi," ungkap salah satu anggota NXG Indonesia.

Menanggapi permasalahan Cyber bullying yang semakin mengguncang ini, Anna Surti Ariani dari Ikatan Psikolog Klinis Indonesia (IPK Indonesia) mengungkapkan pembatasan penggunaan gadget dapat meminimalisir terjadinya Cyber bullying. 

"Memberikan edukasi terkait apa itu Cyber bullying. Ketiga, membatasi konten dan aplikasi pada gawai. Dan keempat, menjadi contoh dalam berperilaku digital yang baik," jelas Anna Surti.

Membatasi disini bukan hanya sekadar mengurangi dalam segi waktu saja, akan tetapi juga pada penggunaannya ke hal-hal yang positif. Memanfaatkan sosial media untuk kepentingan bimbingan online, meeting, mencari informasi terkait edukasi, pekerjaan, dan hal-hal positif lainnya tentunya dapat dapat meminimalisir timbulnya Cyber bullying. Sehingga, mentalitas dan kondisi psikologi seseorang tetap terjaga dengan baik. Bahkan kegiatan-kegiatan tersebut tentunya dapat memperluas wawasan seseorang.

Referensi

Cyberbullying: Pengertian, Dampak & Kasus Cyberbullying di Indonesia

Fenomena Cyberbullying di Indonesia

Kasus Bullying yang Menggemparkan Indonesia

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Gadget Selengkapnya
Lihat Gadget Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun