Mohon tunggu...
Rha Firdha
Rha Firdha Mohon Tunggu... Mahasiswa - Pelajar

Dream Beyond The Limits

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Al Quran Kita dan Toleransi di Indonesia

5 Desember 2021   17:50 Diperbarui: 5 Desember 2021   18:06 264
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Menurut Zuhairi Misrawi, dalam buku yang berjudul Al-Qur’an Kitab Toleransi, setidaknya dalam permasalahan mengenai toleransi, terdapat dua hal yang perlu diperhatikan. Pertama, yakni mengakui perbedaan dan keragaman. Sebagaimana yang disebutkan dalam Q.S. Al-Hujurat [49]: 13. 

Dalam hal ini, keberagaman harus diterima manusia sebagai sunnatullah. Semua diciptakan oleh Allah SWT. dengan hikmahnya masing-masing. Kemudian kedua, adalah mencari titik temu, atau yang disebut dengan kalimatun sawa’ , serta konsistensi atau al-ta’amul al-silmi. 

Hal ini sebagaimana Allah memerintahkan Rasulullah SAW untuk mengajak ahlul kitab terutama dalam hal menyembah dan menyerahkan diri dengan totalitas. Hal ini tidak hanya berlaku dalam kerangka teologis, namun juga sosiologis. Jika hal ini ini diterangkan dalam konteks keindonesiaan, maka kita akan mendapati sebuah rumusan yang dinamakan Pancasila.

Selanjutnya, kita perlu melihat secara lebih dekat kepada negara kita. Indonesia. Secara alamiah, Indonesia adalah salah satu contoh kehidupan multikultur dan plural dengan skala populasi yang besar di antara seluruh negara di dunia. Dalam sejarahnya, Indonesia yang pada masa lampau disebut dengan ‘nusantara’ telah menunjukkan kearifan toleransi yang patut diapresiasi. 

Namun, bukan berarti kearifan tersebut dapat membuat kita merasa terjamin dari berbagai gesekan antar budaya, suku, ras, agama, atau golongan. Sejarah telah menunjukkan bahwa perbedaan fisik, latar belakang, kepercayaan, serta pemikiran pernah menimbulkan kekacauan hingga sampai kepada pertumpahan darah.

 Konfik Poso, Sambas, Sampit, G30SPKI, berbagai aksi pemberontakan, terorisme, serta radikalisme harus menjadi evaluasi bagi seluruh masyarakat Indonesia.

Adapun di zaman modern ini, dengan berbagai kemudahan teknologi, ternyata latar belakang yang berbeda membawa kita menuju berbagai permasalahan lain. Hoax, ujaran kebencian, serta saling tuduh menuduh dengan mengatasnamakan suatu identitas tertentu semakin mudah terjadi dan tersebarluas. 

Kegaduhan akhirnya terjadi dan kita disibukkan dengan isu-isu perbedaan yang semakin rumit. Hal ini tentu saja membahayakan stabilitas negara serta secara lebih khusus kekuatan umat Islam sendiri.

Dengan demikian, kita sebagai umat Islam yang memiliki populasi tertinggi di antara seluruh umat beragama Indonesia, tentu memiliki peran penting. Yakni membangun sebuah struktur masyarakat yang menjadi cita-cita bersama. 

Sejak awal, sebagai umat Islam, kita telah mengenal tiga kewajiban sosial. Yakni menegakkan persaudaraan atas dasar agama (ukhuwah islamiyah), persaudaraan atas dasar persamaan bangsa dan tanah air (ukhuwah wathaniyah), serta persaudaraan sesama manusia (ukhuwah basyariyah).  

Dalam tiga kewajiban sosial tersebut, dengan identitas kita sebagai umat Islam, terdapat etika toleransi menurut syari’at yang harus kita patuhi. Terutama mengenai diskursus toleransi beragama. Kita harus memahami dengan baik perintah Allah untuk beradaptasi dan membatasi diri dalam lingkungan sosial yang multi kepercayaan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun