Mohon tunggu...
Inna Musfirah
Inna Musfirah Mohon Tunggu... -

Selanjutnya

Tutup

Lyfe

Masih Tampak Kejam dalam Film “The Boy In The Striped Pyjamas”

24 Mei 2015   06:28 Diperbarui: 17 Juni 2015   06:40 63
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Hiburan. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Rawpixel

Film “The Boy In The Striped Pyjamas” diangkat dari kisah sebuah novel yang berjudul “The Boy In The Striped Pyjamas” yang ditulils oleh John Boyne. Film “The Boy In The Striped Pyjamas” disutradai oleh Mark Herman . Film ini mengkisahkan seorang anak bernama Bruno. Ia adalah seorang anak kecil yang usianya baru 8 tahun, ayahnya adalah Ralf seorang perwira atau pemimpin dalam pasukan Nazi di Jerman. Bruno memiliki seorang ibu yang bernama Elsa. Bruno memiliki seorang kakak bernama Gretel yang berusia 12 tahun. Dia juga memiliki seorang sahabat yang bernama Shmuel. Dalam film “The Boy In The Striped Pyjamas” memperlihatkan bahwa kelompok Nazi yang sangat terkenal dengan kekerasan, kekejaman dan hilangnya sisi kemanusiaan ternyata mereka masih memiliki hati nurani. Selain itu dalam film ini juga diceritakan tentang kaum yahudi yang berada dalam tekanan para pasukan Nazi. Mereka diisolasi oleh pasukan Nazi dalam sebuah arena bernama Game Konsentrasi. Di sana meraka diperlakukan layaknya bukan manusia, tidak diberi makan secara teratur, dipekerjakan secara paksa dan juga disiksa. Konflik yang dihadirkan sangat menarik yaitu ketika seorang Bruno yang dilarang untuk melihat apa yang ada di belakang rumahnya, namun karena larangan tersebut membuat Bruno semakin penasaran dan mencoba untuk pergi ke sana dengan cara diam-diam, hingga dia bertemu dengan Shmuel. Konflik juga dialami oleh Elsa, dimana dia merasa dibohongi oleh suaminya sendiri dan konflik yang terakhir terjadi pada batin Ralf  karena gagal menjaga anaknya sendiri.  Dari segi hiburan film “The Boy In The Striped Pyjamas”  sangat menghibur. Kata menghibur bukan berarti tertawa atau segala sesuatu yang bersifat lucu, namun kata menghibur ini lebih kepada memuaskan hati penonton ketika melihat film ini. Membawa penonton untuk merasakan cerita yang disampaikan. Mengajak penonton untuk merasakan kesedihan ketika melihat seorang anak dengan penampilan yang sangat tidak layak untuk digunakan, saorang anak yang dihajar hanya karena sepotong kue. Memang dalam film ini Nazi digambarkan seolah-olah tidak keras, namun dibeberapa bagian masih memperlihatkan kekejaman Nazi yaitu ketika para kaum yahudi yang diracuni oleh gas beracun dan dibakar, selain itu di film ini juga memperlihatkan betepa kejamnya Nazi  memperlakukan kaum yahudi. Kalau dilihat dari segi artistiknya film “The Boy In The Striped Pyjamas” terdapat dalam berbagai hal, keindahan yang tampak pada tempat sebelum menuju ke rumah barunya. Hijaunya rumput terpampang indah karena pemilihan sudut yang indah. Penonton dapat terkagum karena pemandangan yang indah. Selain itu sudut pengambilan gambar ketika kereta muncul itu juga sangat pas. Namun cerita dalam film tersebut penonton tidak perlu berfikir keras, karena dialognya yang sangat gampang untuk dipahami. Dalam film ini banyak hal positif yang bisa diambil hikmahnya. Kita dapat melihat kasih sayang sesama anggota keluarga, persahabatan yang tidak memandang siapa orangnya. Persahabatan itu tidak dapat dihalangi oleh apapun, walaupun itu penghalang yang sangat besar. Kita juga bisa mengambil pesan dari sepasang suami istri yaitu Elsa dan Ralf yaitu sesama suami istri itu harus saling terbuka dan jangan ada yang ditutupi, selain itu sesibuk apapun orang tua harus tetap menjaga, mengkontrol atau mengawasi kegiatan anaknya dan juga sesibuk apapun seorang anak bekerja tetap harus memperhatikan orang tua,hal itu bisa dilakukan dengan menjenguk orang tua seminggu sekali dan juga memantau kesehatannya. Selain itu juga memperlihatkan bahwa setiap manusia sebenarnya memiliki hati nurani sekalipun itu anggota dari Nazi. Film “The Boy In The Striped Pyjamas” sangat menarik karena banyak pelajaran yang dapat diambil dari cerita walaupun pesannya itu tersampaikan secara tersurat bukan tersirat.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun