Mohon tunggu...
Fiqra Muhamad Nazib
Fiqra Muhamad Nazib Mohon Tunggu... Guru - AL-INSAN

Seorang mahasiswa di Universitas Garut dan seorang santri di Ponpes Al-Mubarak Salafiyyah

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Literasi dalam Pandangan Islam

30 Juni 2020   17:08 Diperbarui: 30 Juni 2020   17:21 2102
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Indonesia adalah negara populasi muslim terbesar di seluruh dunia. Namun, mayoritas dari muslim tersebut terkadang mengabaikan esensi ajaran agama islam itu sendiri, mereka terjebak kepada ritualisme tanpa memahami esensi sesungguhnya.

Salah satunya adalah mengenai kebiasaan membaca masyarakat Indonesia yang rendah, Menurut UNESCO pada tahun 2012 hanya satu dari 1.000 orang masyarakat Indonesia yang minat membaca. Berdasarkan penilaain PISA pada tahun 2015, skor keterampilan membaca siswa Indonesia sebesar 493 skor. Hasil tersebut menempatkan Indonesia pada peringkat 62 dari 70 negara. 

Disisi lain berdasarkan Studi Most Littered Nation In The Word 2016 minat membaca di Indonesia menduduki peringkat 60 dari 61 negara hal tersebut jelas bahwa budaya literasi di Indonesia masih kurang.

Padahal literasi dalam ajaran agama islam sangat ditekankan, dibuktikan dengan wahyu pertama yang diturunkan kepada Nabi Muhammad Saw yaitu perintah membaca. Q. S Al-'Alaq ayat 1-5 berikut ini.

(1) Bacalah dengan nama tuhanmu yang menciptakan.(2) Dia telah menciptakan manusia dari segumpal darah. (3) bacalah, dan tuhanmulah yang maha mulia. (4) yang mengajar (manusia) dengan pena.(5) dia mengajarkan manusia apa yang tidak diketahuinya. (Qs. Al-'Alaq:1-5)

Ayat-ayat tersebut sekaligus mengindikasikan betapa islam menekankan arti penting membaca dalam kehidupan manusia, yakni, iqra (dua kali), 'allama (dua), bil qolam (satu), dan ma lam ya'lam (satu). Hal tersebut menunjukan ajaran agama islam mendorong umatnya mencintai dan menguasai ilmu pengetahuan. 

Di manapun dan kapanpun umat islam berada, disitulah ilmu pengetahuan dikembangkan. Walaupun kita tahu bahwa pengetahuan yang bermakna diperoleh dari suatu proses yang bermakna, yaitu melalui penerimaan, pengolahan dan pengendapan untuk kemudian dapat dijadikan sandaran dalam menanggapi suatu masalah yang muncul kemudian.

Membaca merupakan bagian dari proses pengamatan (mutalaah), pengamatan (mutalaah) merupakan esensi/substansi yang sangat penting dalam mencari ilmu. Kegiatan literasi ini mampu memberikan penyerapan pengetahuan yang diimplementasikan di lapangan, penyerapan pengetahuan tersebut didapatkan melalui kebiasaan membaca. Maka Syaik Ibnul Jazariy mengatakan: 

        "Tiada yang bisa membedakan antara yang baik perkataanya dan yang tidak baik kecuali dengan membiasakan/melatih lisannya."

karena itu, kita sebagai umat muslim ditekankan untuk mencintai dan menguasai ilmu pengetahuan. 

Lalu, Bagaimana kita bisa menguasai jika kita tidak membaca dan membiasakan?

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun