Mohon tunggu...
Fiqih Akhdiyatu Salam
Fiqih Akhdiyatu Salam Mohon Tunggu... Writer

Nama: Fiqih Akhdiyatu Salam. Latar Pendidikan. Sarjana Ilmu Komunikasi, Jurusan Public Relations, dan Magister Ilmu Komunikasi, Jurusan Corporate Communication. Sebagai penulis, saya memiliki minat yang kuat dalam berbagi ilmu pengetahuan melalui tulisan. Saya telah menulis berbagai tulisan diberbagai media, seputar Ilmu Parenting, Media Massa, Politik, Propaganda, dan Komunikasi yang efektif di kehidupan sehari-hari. Saya ingin berbagi ilmu pengetahuan yang saya miliki dengan masyarakat luas, dan menuliskan yang belum banyak ditulis di platform media lainnya, serta memberikan perspektif berbeda dari yang lain. Untuk informasi lebih lanjut, silakan menghubungi saya melalui fiqihucil24@gmail.com] atau IG Fiqihakhdiyatusalam

Selanjutnya

Tutup

Lyfe

FOMO: Ikut Arus Biar Dibilang Gaul, Padahal Nggak Paham Apa-Apa

25 September 2025   22:05 Diperbarui: 25 September 2025   22:05 21
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Mengerjakan tugas. Doc Pribadi.

4. Budaya Kolektif yang Kuat
Masyarakat kita punya budaya gotong royong dan kebersamaan. Positif sih, tapi sering kali berubah jadi "ikut bareng" tanpa melihat konteks.

Dampaknya Apa?

Kalau ikut-ikutan terus, lama-lama kita kehilangan jati diri. Kita nggak lagi tahu apa yang benar-benar kita suka atau kita yakini. Semua hanya didasarkan pada apa yang orang lain anggap penting.

Lebih parahnya, ikut-ikutan juga bisa bikin masyarakat gampang diadu domba. Dalam politik misalnya, banyak orang ikut memilih hanya karena terpengaruh tren sesaat, bukan karena benar-benar paham visi dan program kandidatnya.

Di level sehari-hari, FOMO bikin kita boros. Ada tren baru, buru-buru beli. Ada gaya hidup tertentu, langsung ikutan meski dompet tipis. Padahal yang menikmati hanyalah ego sesaat, bukan kebutuhan nyata.

Jadi, Harus Bagaimana?

Ikut tren itu nggak salah, asal kita tahu alasan kenapa melakukannya. Jangan sampai hidup kita cuma jadi copy-paste dari orang lain. Punya pendirian, berani beda, dan paham konsekuensi dari pilihan sendiri jauh lebih penting.

Kalau lagi rame isu politik, coba pelajari dulu sebelum ikut komentar. Kalau ada tren belanja online, pikirkan dulu apakah kita benar-benar butuh. Dengan begitu, kita bisa terhindar dari jebakan hidup ikut-ikutan.

Pada akhirnya, nggak masalah kok ketinggalan tren. Justru kadang lebih sehat. Karena hidup bukan soal siapa yang paling cepat ikut arus, tapi siapa yang bisa tetap berdiri tegak meski arusnya deras.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun