Mohon tunggu...
Fiqih P
Fiqih P Mohon Tunggu... Penegak Hukum - Semarakkan literasi negeri

Belajar menulis

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Rahasia Lembah di Dalam Laut

18 Februari 2018   22:28 Diperbarui: 18 Februari 2018   22:46 951
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Kapal-kapal di muara berlayar ke laut lepas. Seorang nelayan bercerita tentang kapal yang tak kembali tiga hari lalu.

"Kemungkinan ia berlayar disekitar lembah laut," terang nelayan itu pada seorang jurnalis yang ikut berlayar dengannya.

"Apa itu lembah laut dan dimana letaknya?" tanya jurnalis itu.

"Letak pastinya kami tak tahu tuan, namun lembah laut yaitu sebuah dasar laut yang berbentuk lembah," jelas nelayan. Menurutnya, jika melewati lembah laut itu, benda apa saja yang lewat akan terhisap.

"Bagaimana kalian tahu tentang itu, jika tak ada yang pernah selamat di lembah laut?" tanya jurnalis bingung.

"Cerita-cerita kami antar nelayan saja tuan," jawabnya.

Hal itu membuat kebingungan jurnalis tersebut. Bagaimana bisa, jika tak ada yang selamat, lembah dalam laut menjadi sebuah cerita tiap hilangnya para nelayan.

"Kemungkinan kabut itu merupakan lokasi lembah laut tuan," kata nelayan menunjuk pada sebuah kabut di tengah lautan.

Kabut itu tebal dan luas. Seperti ada dunia lain di balik kabut itu. Karena luasnya kabut itulah, maka nelayan itu mengatakan tak mengetahui letak pasti lokasi lembah di dalam laut.

"Beranikah kau membawaku kesana?" tanya sang jurnalis.

"...te...tidak tuan, mohon maaf. Aku memiliki keluarga," jawabnya.

Hari menjelang sore, mereka pulang ke daratan. Allan si Jurnalis kembali ke penginapannya. Malam hari ia mengamati hasil tangkapan citra keberadaannya kini. Terutama lautan yang berkabut.

Allan sungguh bingung, bagaimana bisa kabut tak pernah hilang di lokasi lautan itu. Jurnalisme murninya tak tenang, ia ingin segera mendapat jawaban tentang kejanggalan-kejanggalan tersebut.

"Adakah orang gila yang dapat membawaku malam ini ke lembah laut itu," keluhnya dalam hati. Kemudian Allan pergi ke pantai. Ia memandangi dari jauh lokasi kabut. Meski kabut itu tak tampak dari tempat ia berdiri.

"Apakah kau mencari orang gila tuan?" seseorang di belakang Allan bertanya.

"Ya, orang gila yang berani membawaku kesana," jawab Allan.

"Kau telah menemukan orang itu,"

"Siapa?"

"Aku...," jawab pria misterius dengan rambut panjangnya.

"Bagaimana kau begitu yakin?" tanya Allan.

"Aku hampir menguak rahasia lembah laut," kata pria tersebut.

"Bagaimana aku bisa mempercayaimu?" tanya Allan lagi.

"Kau akan percaya jika telah sampai disana."

"Lalu, kapan kita mulai berlayar?" tanya Allan.

"Menjelang pagi, kau tetap disini. Aku akan mempersiapkan kapal kita," ucapnya.

"Ah, kabut akan semakin tebal pagi hari nanti," cecar Allan.

"Tidak dengan lembah laut," jawab pria misterius itu.

***

Tentu saja, Allan telah siap berlayar dengan kamera digantungkan di leher, ransel dan lainnya.

Dengan jaket parasut, Allan berlayar menaiki boat bersama pria misterius yang baru dikenalnya 10 jam lalu. Dini hari begitu dingin. Allan duduk menggoreskan penanya pada kertas dengan lampu senter dari topinya.

Benar saja, kabut malah tak begitu tebal. Berbeda saat siang hari. "Gedukk" kapal berguncang seperti menabrak karang. Suasana begitu gelap, saat Allan bersama pria misterius memasuki lokasi lembah laut.

"Ini saatnya, kita sudah sampai," kata Pria misterius.

"Maksudmu, lokasi kabut yang aku lihat siang kemarin adalah sebuah pulau?" tanya Allan.

"Kau akan menyimpulkannya sendiri. Ayo kita berjalan sebelum ketahuan."

Mereka berdua menyusuri daratan itu. Hingga akhirnya sampailah pada sebuah lembah.

"Tahukah kau kedalaman lembah ini?, ini lebih dalam di banding dasar laut," kata pria misterius itu.

"Lihatlah kesana," pria misterius menunjuk sebuah bangunan.

"Itu adalah tempat dinas rahasia USA dalam pembuatan senjata pemusnah massal,"

"Bagaimana kau tahu?" tanya Allan.

"Tugasmu adalah mengabarkan ke dunia. Setelah kau tahu, maka kau harus pergi tinggalkan aku kembali menggunakan boat kita,"

"Kabut pada siang hari hanyalah kabut buatan, pada dini hari ini pengambilan energi alat penghasil kabut itu sedang aktif," jelas pria itu.

"Maksudmu, kabut itu menutupi lokasi ini?" tanya Allan.

"Ya benar, nelayan-nelayan yang tak tak kembali itu juga ulah dinas rahasia ini, takut keberadaan mereka terkuak." ujar pria itu.

Allan dan pria itupun menyusuri lokasi itu dan mengambil gambar. Penjaga datang, keberadaan mereka tercium.

"Kau segera lari. Kau cukup berjalan lurus, jangan ada berbelok," ucap pria itu.

"Baiklah," Allan segera berlari. Saat itu juga, pria misterius itu menyerahkan diri.

Hingga Allan sampai di pantai dan hendak mengendarai boatnya, suara tembakan terdengar. Dia merasa pria misterius itu telah dieksekusi.

Allan, kembali ke tempatnya. Berkemas meninggalkan penginapannya di desa itu. Ia teramat ketakutan dan ingin segera mengabarkan rahasia lembah di dalam laut itu.

***

"Dinas Rahasia AS Punya Markas"

Berbulan-bulan kabar tentang itu di surat-surat kabar. Namun, pihak Amerika Serikat membantahnya. Otoritas setempat yang melakukan penelusuran pun sudah tak mendapati aktivitas dinas rahasa tersebut.

Sei Rampah 18/2/2017

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun