Mohon tunggu...
Fiona Jeniko
Fiona Jeniko Mohon Tunggu... Mahasiswa - mahasiswa

hobi belajar

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Dilema Logam Mulia: Apakah Perang Membuat Emas Bersinar Lebih Terang?

5 Desember 2023   20:50 Diperbarui: 5 Desember 2023   20:50 105
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Perang Israel dan Hamas Palestina yang telah berlangsung sejak November 1917 dan kian memanas pada 10 Mei 2021, dipicu oleh peluncuran serangan dari pihak Israel ke masjid Al-Aqsa karena perebutan wilayah Sheikh Jarrah yang terletak di daerah Yerusalem Timur, telah memberikan lonjakan pada harga emas dunia. Reporter telah menyebut keadaan itu sebagai "war premium" dan kami pun setuju akan hal tersebut, diamati dari sejarah seringkali terjadi lonjakan pada perilaku perdagangan harga emas yang disebabkan oleh kejadian-kejadian diluar ekspektasi pasar salah satunya yaitu perang.

Lonjakan harga emas selama 2 bulan terakhir ini, dianggap sebagai tanggapan investor atas pecahnya perang Israel - Hamas, logam mulia ini dianggap sebagai "safe haven" atau tempat pelabuhan aman saat terjadinya ketidakpastian ekonomi atau geopolitik. Konflik politik, krisis geopolitik, atau peristiwa global yang menimbulkan ketidakpastian global mendorong investor untuk mencari perlindungan dalam aset-aset safe haven seperti emas. Perang seringkali menyebabkan disrupsi pada perdagangan global, hal ini menyebabkan gangguan pada rantai pasokan dan kenaikan harga barang-barang. Ketika harga barang-barang naik, investor cenderung untuk membeli emas sebagai aset yang dapat menyimpan nilai mereka.

Berikut sejarang perang VS harga emas:

1. Yom Kippur War, 6 bulan, +64% (Krisis minyak, inflasi, OPEC stop ekspor minyak ke pro-Israel)

2. 1979 Oil Crisis, 9 bulan, +180% (Krisis minyak, revolusi Iran, Invasi Sofiat ke Afganistan, inflasi, lonjakan harga emas)

3. Falklands War, 10 bulan, +40% (Krisis ekonomi, penurunan suku bunga oleh the Fed, lonjakan harga emas)

4. Gulf War, 2 bulan, +12% (Invasi Kuwait, kenaikan harga minyak, perang teluk I)

5. Bosnian War, 15 bulan, 16% (Konflik geopolitik, devaluasi mata uang lokal)

6. Global Financial Krisis, 8 bulan, +47% (Tutupnya Bear Steams Funds, Lehman Brothers collapse, subprime mortgage)

7. Russo-Ukranian War, 1 bulan, +7% (Inflasi, kenaikan suku bunga oleh The Fed)

8. Israel-Hamas War, 0.8 bulan, +9% (Membuat kebijakan suku bunga untuk menahan inflasi)

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun