Mohon tunggu...
Filsafah As Syarifah
Filsafah As Syarifah Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswi Ilmu Hukum Universitas Airlangga

Penonton setia olahraga

Selanjutnya

Tutup

Olahraga Pilihan

Desain Besar Olahraga Nasional, Benarkah Menutup Kesempatan Atlet untuk Berprestasi?

7 Juli 2022   09:05 Diperbarui: 7 Juli 2022   09:15 318
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Presiden Jokowi saat menyampaikan sambutan dalam upacara penyerahan bonus atlet SEA Games Vietnam 2021 (Foto: ANTARA/Akbar Nugroho Gumay)

Dengan diterapkannya DBON ini, SEA Games bukan lagi menjadi tujuan melainkan merupakan sasaran antara saja, sedangkan sasaran utama Indonesia adalah Olimpiade dan yang terdekat Paris 2024.

Yang paling terlihat dari penerapan DBON tersebut di SEA Games 2021 adalah adanya pembatasan atet yang dikirim ke ajang tersebut. Dikutip dari laman https://www.kemenpora.go.id, Kontingen Indonesia pada SEA Games 2021 hanya berjumlah 499 atlet, berkurang hampir setengah jika dibandingkan Kontingen Indonesia di SEA Games 2019 Filipina yang berjumlah 841 atlet. 

Indonesia tidak lagi berfokus pada pengiriman atlet dengan jumlah yang banyak, tetapi pada kualitas atlet tersebut. Atlet yang dikirim harus benar-benar terseleksi oleh tim review. Sea Games diharapkan bisa menjadi ajang untuk atlet-atlet yang terseleksi untuk mempersiapkan diri ke kualifikasi Olimpiade Paris 2024.

Kebijakan tersebut tentunya menuai banyak protes baik dari pengurus tiap cabor, dari atlet, maupun dari Warganet Indonesia. Tetapi hal tersebut adalah hal yang wajar mengingat sistem olahraga Indonesia sedang berada dalam tahap perubahan dan tentu tidak semua orang dapat menerima perubahan.

Contoh yang sempat ramai adalah reaksi atas tidak diberangkatkannya atlet senam ritmik yang baru saja meraih emas di PON XX Papua 2021. Batal diberangkatkannya timnas AOV Indonesia dari cabor esport yang juga menuai banyak kritikan dari warganet.  

Selain itu, terlihat jelas di sosial media pula bahwa banyak warganet yang tidak menyukai kepemimpinan Menpora Zainuddin Amali yang dinilai kurang memahami olahraga Indonesia dan menutup kesempatan para atlet untuk bisa berprestasi.  

Menanggapi hal tersebut, Ketua Tim Review PPON Pofessor Asmawi mengatakan bahwa juara PON tidak bisa menjadi tolak ukur untuk memberangkatkan atlet ke SEA Games jika kriteria yang disyaratkan tidak terpenuhi. Dia menambahkan bahwa hebat di PON belum tentu dapat bersaing di level Asia Tenggara.

Trasnsformasi olahraga Indonesia, terutama dalam pengiriman atlet ke SEA Games Vietnam terlihat membuahkan hasil. Dari 499 atlet yang dikirim, 408 diantaranya berhasil meraih medali dan membuat Indonesia dapat berada di posisi tiga klasemen SEA Games 2021. 

Itu berarti 82% atlet yang dikirimkan berhasil membawa medali. Menpora Zainuddin Amali mengatakan bahwa sistem seleksi pada ajang SEA Games Vietnam 2021 akan dijadikan fondasi pada ajang olahraga multievent selanjutnaya. 

DBON telah menetapkan target-target yang harus dicapai dari olimpiade ke olimpiade di mana peringkat Indonesia harus semakin meningkat. Dengan puncaknya pada olimpiade 2044, peringkat Indonesia di Olimpiade ditargetkan di posisi 5 besar.

Melihat hasil dari Sea Games 2021 dapat dikatakan bawah DBON sudah berada di jalur yang tepat. Terkait apakah DBON ini menutup kesempatan atlet untuk berpretasi, hal tersebut tidak bisa dinilai dari satu sisi saja. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Olahraga Selengkapnya
Lihat Olahraga Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun