Mohon tunggu...
Fikriya NisaulIslamiyah
Fikriya NisaulIslamiyah Mohon Tunggu... Mahasiswa - KKN Universitas Diponegoro

Universitas Diponegoro - Fakultas Teknik

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Pentingnya Pengenalan Zonasi Tingkat Kerentanan Covid, Mahasiswa UNDIP Berikan Pemahaman Melalui Peta

15 Februari 2021   13:30 Diperbarui: 15 Februari 2021   13:36 187
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Penjelasan Pembacaan Peta Zonasi dengan Ketua RW 9 Sitopeng

Cirebon (15/02/21) -- Kuliah kerja nyata merupakan suatu kegiatan intrakulikuler yang menggabungkan tri dharma perguruan tinggi yaitu pendidikan, penelitian, dan pengabdian kepada masyarakat. Dengan adanya kegiatan KKN, mahasiswa dapat terlatih untuk menyeimbangkan ketiganya hingga menghasilkan suatu output yang bermanfaat bagi mahasiswa itu sendiri, perguruan tinggi, serta pemerintahan desa dan masyarakat setempat.

Pelaksanaan KKN umumnya dilakukan secara langsung dengan bertempat di suatu wilayah setingkat desa. Namun, mengingat adanya pandemi Covid-19 yang tak kunjung surut, membuat adanya perubahan kebijakan pelaksanaan KKN khususnya di Universitas Diponegoro. 

KKN Tim I Undip periode 2020/2021 dilaksanakan secara daring dengan memanfaatkan perangkat lunak yang dihubungkan dengan bidang keilmuan masing-masing setiap mahasiswa. 

Salah satu mahasiswa Universitas Diponegoro -- Fikriya Nisaul Islamiyah Diska Putri dari Departemen Teknik Geodesi, melaksanakan kegiatan KKN ini sesuai dengan anjuran dari Universitas yang dilakukan di wilayah RW 9 Sitopeng Kelurahan Kalijaga, Kecamatan Harjamukti, Kota Cirebon. 

Pemberlakuan kebijakan ini tentu sangat berpengaruh terhadap langkah pencegahan penyebaran virus yang semakin meluas di suatu wilayah. Dengan menekan angka positif pasien Covid-19 agar tidak terus meningkat, harapannya rantai penyebaran dapat terputus melalui kegiatan yang tidak dilakukan secara berkerumun dan tetap mematuhi 3M (mencuci tangan pakai air sabun, memakai masker, dan menghindari kerumunan).

Salah satu langkah yang dapat dilakukan untuk menekan angka positif dengan mengedukasi masyarakat melalui pembuatan peta zonasi tingkat kerentanan Covid-19 di suatu wilayah. Dengan adanya peta ini, masyarakat dapat mengetahui area mana saja yang memiliki tingkat kerentanan dari tiga tingkatan yaitu tingkat rendah, sedang, dan tinggi. 

Penggunaan simbolisasi dan visualisasi dalam peta ini berupa perbedaan warna di setiap zonasi berdasarkan tingkat kerentanan. Untuk zona tingkat kerentanan rendah memiliki warna hijau, untuk tingkat sedang berwarna kuning, dan untuk tangkat tinggu berwarna merah.

Pembuatan peta zonasi tingkat kerentanan ini dilakukan melalui beberapa tahapan. Tahap pertama yaitu pengambilan data sekunder dengan melakukan wawancara bersama Ketua RW 9 Sitopeng, Bapak Saman. 

Pengambilan data ini berupa data parameter berdasarkan (4) empat parameter kerentanan yaitu parameter sosial, fisik, ekonomi, dan lingkungan dari setiap RT yang ada di RW 9 Sitopeng. Setelah itu, dilakukan pengolahan data menggunakan perangkat lunak Ms. Excel untuk perhitungan skor dan bobot dengan metode Analytical Hierarchy Process (AHP). 

Ketika telah didapatkan skor dan bobot dari setiap parameter, dilakukan proses klasifikasi tingkat kerentanan zonasi di ArcGIS, yaitu salah satu perangkat lunak milik Esri yang berfungsi untuk mengolah data spasial seperti peta. Selain klasifikasi, pada ArcGIS ini dilakukan simbolisasi, visualisasi, hingga layout peta sehingga dihasilkan satu Peta Zonasi Tingkat Kerentanan Covid-19 di RW 9 Sitopeng.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun