Mohon tunggu...
Fatihatul Insan Kamil Ramadhani Imama
Fatihatul Insan Kamil Ramadhani Imama Mohon Tunggu... -

Fatihatul Insan Kamil Ramadhani Imama (fikri)

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Kedai Pak Rudi: Alternative Story

16 Juli 2013   14:40 Diperbarui: 24 Juni 2015   10:28 184
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Berbekal daya ingatan dan lidahnya, si pemilik rumah makan mencoba mengolah bahan makanan yang ia punyai. Gagal. Masakannya tidak bisa seenak milik Pak Rudi. Tak patah arang, ia kembali mencoba menu kedua. Gagal lagi. Ia tetap tidak bisa meniru kekentalan kuah, kekenyalan daging, kesegaran rasa, dan wanginya aroma masakan. Mendekati pun tidak, apalagi sama persis.

Cara pertama gagal. Ia menyusun rencana kedua. Ia mulai mengintai gerak-gerik Pak Rudi sebelum memasak. Lewat beberapa kali penyelidikan, ia tahu Pak Rudi dan istrinya selalu berbelanja ke pasar saat subuh. Pada suatu subuh, ia mengendap-endap ke pasar untuk mengekor dan mengetahui resep rahasia Pak Rudi. Rumah makannya sengaja ia biarkan tutup hari itu, toh lagipula sepi pengunjung.

Ia mengikuti mereka dari belakang. Semua bahan masakan yang dibeli Pak Rudi, ia juga membelinya dengan jumlah yang sama pula. Semua bumbu masakan yang dibeli Pak Rudi juga persis ia ikuti. Usai berbelanja, Pak Rudi dan istrinya kembali ke kedai. Ia tetap mengikuti dengan menjaga jarak aman. Ia melihat dari jauh Pak Rudi masuk ke dapur dan menguncinya dari dalam. Ia tahu Pak Rudi melakukan segalanya di dapur.

Ia mendekati dapur tanpa terlihat. Lewat sedikit usaha, ia membuat rongga di antara anyaman bambu. Lubang kecil yang ia pergunakan untuk mengintip. Sial baginya, bayangan dirinya tertangkap mata Pak Rudi.

“Heh! Siapa gerangan!”

Kaget, si pemilik rumah makan tak siap menjawab.


“Mau apa kamu?”

“Engg … enggg, aku ingin bisa masak seenak engkau,” jawabnya.

“Jadi, kau ingin tahu resepku?”

“Iya!”

“Baiklah, sini dekatkan telingamu. Akan aku beri tahu.”

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun