Mohon tunggu...
M. Taufiq Hidayah Tanjung
M. Taufiq Hidayah Tanjung Mohon Tunggu... -

Mahasiswa jurusan PPKn Unimed, Ketua Senat Mahasiswa Fakultas Ilmu Sosial Unimed

Selanjutnya

Tutup

Catatan

Resume Sandiwara Langit

15 Mei 2012   04:00 Diperbarui: 25 Juni 2015   05:17 144
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Resume Sandiwara Langit

Karya

Abu Umar basyier

Secara etimologis, kata sandiwara berarti; drama, kumpulan beberapa babak atau fragmen dalam kehidupan fiktif atau non fiktif.

Sedangkan pengertian langit disini menunjuk kepada sang sutradara yaitu yang mengatur alam semesta, Allah SWT

Al-quran melukiskan kehidupan dunia ini, hanyalah permainan senda gurau yang dapat melalaikan, perhiasan, dan adu pamer materi secara keseluruhan tidak kekal abadi, sebagaimana termaksud dalam surah al-hadid ayat 20;

Kisah ini berawal ketika seorang pemuda islam yang masih berumur 18 tahun bernama rizqan ingin sekali menikah karena dia khawatir terjebak dalam perzinaan apabila dia harus menunda pernikahan lebih lama lagi, segala usaha telah dia lakukan salah satunya dia telaten melakukan puasa dawud yaitu puasa sehari dan sehari tidak namun itu hanya bisa meredam gejolak nafsunya sedikit dan sisanya masih begitu kuat, tutur rizkan kepada seorang ustad.

Ustad brtanya kepada rizkan, apakah kamu sudah memiliki calon? Sudah, apakah kamu sudah meminangnya? Belum ustad, tetapi orang tua saya dan kedua orang tuanya sudah mengetahui keinginan saya untuk meminangnya, saya masih ingin mematangkan niat saya makanya saya bicara ke ustad tutur rizkan kembali, kemudian ustad bertanya kembali "apa alasan anak muda menunda melamarnya?" ini dia yang menjadi permasalahannya ustad, saya seminggu yang lalu sudah datang dan bicara kepada orang tuanya dan ditemani oleh kakak laki-lakinya, kami bicara panjang lebar dan saya merasa kami sudah sangat cocok, dan minggu depan saya berniat kembali lagi dan meminangnya, tapi saya masih ragu ustad, Kenapa ? orang tua calon saya pernah berkata, bahwa dia anak menikahkan anaknya kepada laki-laki yang mapan dan punya pekerjaan tetap, Lalu Masalahnya ? saya belum punya pekerjaan tetap ustad, apakah alasan kedua orang tua untuk melarang anaknya menikah dengan alasan calon suaminya belum memiliki pekerjaan tetap itu dibenarkan syariat? Apa itu bukan termasuk Adhull krena melarang anaknya menikah tanpa alasan, tetapi ustad bukankah pemuda pada zaman nabi yang menikah dengan mahar hanya bacaan al-quran bahkan satu dirhampun dia tidak punya, Dan rizkan pun terlibat berdebatan hebat dengan ustad tersebut

Tibalah saatnya rizkan kembali kerumah wanita yang akan di nikahi, dan mengutarakan niat baiknya untuk meminang wanita yang dia cintai, dia mendapat sedikit lampu hijau dalam pernyataan kedua orang tua wanita yang dia cintai, kedua orangtua wanita itu mengizinkan rizkan untuk menikahi anaknya tetapi dengan syarat " dalam waktu kurun waktu sepuluh tahun saya harus bisa memberikan kehidupan yang berkecukupan, bila tidak saya harus menceraikannya dan kata-kata tersebut harus saya ucapkan dalam akad nikah" tutur rizkan kepada ustad itu kembali, ustad itu menanggapi perkataan rizkan dengan agak santai ustad itu berkata bahwa itu tantangan yang menarik, rizkan langasung memtong pernyataan ustad tersebut dan ia berkata bukankah itu perjudian ustad? Tidak kamu tidak ditekankan untuk mengikutinya tapi itu adalah satu pilihan untukmu, sekarang kamu tinggal memilih yang mana, kamu terima syarat itu maka kamu akan menikahi anaknya dan apabila kamu menolak maka lupakan pernikahan dengan anaknya, saat ini kamu lah yang akan menentukan apa yang kamu pilih.

Dan akhirnya rizkan memilih untuk menerima syarat yang diajukan oleh kedua orang tua wanita yang akan dia nikahi, wanita itu bernama halimah seorang pemudi yang masih berusia 17 tahun dan juga baru lulus smu, wanita yang wajahnya tidak terlalu cantik, biasa saja tetapi semenjak kelas 5 SD ia sudah meminta untuk mengenakan jilbab oleh kedua orangtuanya, itulah yang membuat rizkan jatuh hati kepada hallimah, bukan dari wajahnya tetapi melainkan dari sikap,iman dan agamanya begitu kuat.

Dayung biduk rumah tangga, terkayuh, akhirnya pernikahan antara rizkan dan hallimah terlaksana dengan akad nikah yang ganjil tidak seperti lazimnya orang akad nikah biasa, setelah akad nikah rizkan pulang kerumahnya untuk menemui kedua orangtuanya disana rizkan menceritakan apa yang sudah dia sepakati dengan kedua orangtua hallimah, kedua orang tua rizkan sangat miskin bahkan waktu mendengarkan cerita rizkan kedua orangtuanya bereaksi sangat hebat, bukan marah atau jengkel krena anaknya diremehkan dan dilecehkan orang lain, tetapi justru jiwa kepahlawanan mereka seketika mengeliat, mereka memilih berada satu barisan dengan rizkan dan menantunya karena bagi mereka itulah cara mereka membela harga diri mereka sebagai orangtua. Orang tua rizka menitipkan sesuatu kepada rizkan dan menantunya yaitu perhiasan satu-satunya milik ibunya yang akan diserahkan kepada rizkan dan menantunya sambil berucap cuman ini yang bisa ayah bantu tapi kalian tidak bisa tinggal disini karena kalian lihat sendiri gimana keadaan rumah ini, mungkin dengan ini kalian bisa menyewa rumah untuk beberapa bulan dan selebihnya kalian harus berusaha sendiri. Ayah rizkan menangis, itulah pertama sekali rizkan melihat sang ayah meneteskan air mata, karena ayahnya tipikal orang yang keras sikapnya tegas, agak jauh dari sikap romantis tetapi kali ini ayahnya seperti membaca sebuah berita duka.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Catatan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun