Mohon tunggu...
Dzulfikar
Dzulfikar Mohon Tunggu... Full Time Blogger - Content Creator

Blogger dan Content Creator. Member Kompasiana sejak Juni 2010. Aktif menulis di blog bangdzul.com dan vlog https://www.youtube.com/@bangdzul/

Selanjutnya

Tutup

Analisis

5 Blunder Prabowo yang Berpotensi Menurunkan Elektabilitasnya

18 Januari 2019   15:22 Diperbarui: 18 Januari 2019   15:53 447
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Prabowo dan Sandiaga Uno dalam Debat Capres 2019 / Foto Kompas.com

Mungkin pak Prabowo bukan cuma harus belajar ngaji lagi tapi juga belajar tentang kepulauan di Indonesia. Repot nanti kalau jadi Presiden tidak bisa membedakan mana batas wilayah Malaysia dan Indonesia di Kalimantan. Ujungnya bisa perang lho!

2. Spesialis Anti Teror
Pengakuan Prabowo yang pernah bertugas dalam spesialis anti teror memang benar, tapi itu pun di bawah komando Luhut Binsar Panjaitan. Itupun Prabowo sempat menyiagakan pasukan tanpa sepengetahuan Luhut. Alasan Prabowo LB Moedani terindikasi akan melakukan kudeta kepada mertuanya kala itu, namun justru akhirnya dimentahkan oleh atasannya sendiri setelah dilakukan penelusuran.

Yang diingat oleh rakyat justru sebaliknya. Bagaimana mungkin Prabowo bisa menciptakan kedamaian jika Prabowo sendiri dianggap sebagai ancaman?

Kasus pelanggaran HAM tentang penghilangan beberapa aktivis 98 masih melekat di benak rakyat bahwa ada sosok Prabowo di balik itu semua. Ini yang berbahaya. Yang juga ditakutkan masyarakat adalah Orde Baru bisa bangkit kembali dengan menghilangkan sosok-sosok vokal jika Prabowo jadi Presiden.

3. Perangi Terorisme tapi Gandeng HTI
KH Ma'ruf Amin menjelaskan terorisme dengan sangat cakap. Saya setuju bahwa terorisme itu harus dicari akar permasalahannya. Bukan hanya asal berantas saja tanpa mengetahui akar permasalahannya. Terorisme juga bukan jihad apalagi sampai menghilangkan saudara sebangsa sendiri.

Menurut KH Maruf Amin, perlu ditelusuri mengapa terjadi aksi terorisme? Apakah Latar belakang paham yang diyakini atau ada masalah lain misalnya seperti masalah ekonomi.

Yang menarik justru sekarang Prabowo sangat akrab dengan HTI. Bahkan beberapa kali Prabowo datang dalam aksi Persaudaraan Alumni 212 yang sarat dengan kepentingan HTI. Kedoknya membela aksi Tauhid tapi narasi yang digaungkan adalah Ganti Presiden 2019.

Pemerintah Jokowi sudah tegas membubarkan HTI karena bertentangan dengan demokrasi dan Pancasila. HTI menganggap bahwa Pancasila itu berhala dan thogut yang harus dihancurkan. HTI menyebarkan terornya dengan ujaran-ujaran kebencian yang memecah belah bangsa.

Bagaimana mungkin Prabowo bisa menciptakan kedamaian jika berteman dengan pembuat onar di negeri ini?

4. Keberpihakan Terhadap Kaum Perempuan
Keberpihakan Prabowo terhadap perempuan pun jadi bahan pertanyaan besar. Pertanyaan ini juga langsung ditanyakan oleh Jokowi.

Komitmen Prabowo tentang keberpihakan kepada perempuan saja sudah tidak ada. Terbukti dari struktur pengurus partai Gerindra tidak ada satu pun perempuan yang memangku jabatan di partai berlambang kepala Garuda ini.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Analisis Selengkapnya
Lihat Analisis Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun