Sejak itu saya merasa klik ketika memenangi sebuah kompetisi yang tak mudah. Apalagi jika bisa bersanding dengan bloger populer yang kiprahnya sudah lebih lama malang melintang di dunia blogging. Tahun tersebut kehidupan saya mulai berubah. Saya merasa lebih berkualitas dengan menulis dan memenangi berbagi lomba blog. Jika dirata-rata dalam satu tahun setidaknya saya bisa memenangi 11 kompetisi blog mulai tahun 2012. Tahun 2014 ini saya baru mengoleksi 9 prestasi. Dampaknya bukan hanya pada diri sendiri tetapi juga ternyata bisa berdampak pada sisi-sisi kehidupan lainnya.
[caption id="" align="aligncenter" width="487" caption="Ritual Simbolik penyerahan hadiah dari kompetisi blog (dok.vivanews)"]
Tak pelak tawaran menjadi buzzer dan me-review produk pun berdatangan. Awalnya memang tak mudah. Setelah bergabung dengan Kompasiana dan berjejaring dengan berbagai komunitas akhirnya bisa saling mengenal satu sama lain. Bahkan dengan admin pun sebisa mungkin saya terus menjalin silaturahmi meskipun beberapa diantara mereka ada yang sudah tidak bertugas lagi alias resign. Di kalangan teman-teman Markom Kompas.com, mungkin mereka sudah bosan melihat tampang saya yang selalu muncul dalam setiap acara review produk hehehe.
[caption id="" align="aligncenter" width="598" caption="Jalan-jalan ke Deldomed Wonogiri besama sahabat lainnya (dok. Deltomed)"]
Disamping mendapatkan hadiah berupa gadget dan uang tunai, beberapa diantara hadiah dari lomba blog tersebut ada juga yang berupa jalan-jalan. Misalnya tahun lalu saya lolos untuk berangkat ke Batu Hijau Newmont. Sayangnya karena regulasi pemerintah melarang ekspor bahan mentah akhirnya keberangkatan kami ditunda. Syukurlah ada kabar baik hingga akhirnya kami, bootcamp batch IV akan diberangkatkan pada pertengahan Januari 2015 nanti.
Hadiah jalan-jalannya pun hadiah yang sangat spesial. Misalnya saya berkesempatan berkunjung ke pabrik herbal Deltomed di Wonogiri Jawa Tengah. Jarang sekali ada warga biasa yang bisa masuk sampai dengan melihat langsung ruang direkturnya. Berkat menulis di Kompasiana kesempatan itu kemudian tidak saya sia-siakan.
[caption id="" align="aligncenter" width="384" caption="Kunjungan ke Kapal VLGC LPG Pertamina (dokpri)"][/caption]
Terakhir beberapa bulan lalu saya diajak Pertamina untuk mengunjungi Kapal Tangker LPG terbesar di dunia yang berlabuh di Kalbut, Situbondo, Jawa Timur. Jelas tak banyak orang yang bisa merasakan bagaimana rasanya berdiri diatas VLGC yang menjadi salah satu bukti bahwa Pertamina memperjuangkan Ketahanan Nasional bagi rakyat Indonesia. Jokowi saja rasanya belum pernah menginjakkan kaki diatas kapal pembawa gas terbesar didunia tersebut.
Jalan-jalan yang tak biasa itu saya syukuri sebagai sebuah anugerah yang tiada terkira berkat menulis. Saya jadi ingat perkataan mantan rektor UIN Komarudin Hidayat yang mengatakan "Ketika kamu mampu menguasai dua bahasa, itu ibarat kamu memiliki dua rumah. Kalau sumpek dengen pemberitaan dalam negeri, kamu bisa menjelajahi dunia lain menggunakan bahasa asing melalui buku." Dari situ saya sedikit menyimpulkan, dengan membaca saja, kita sudah mampu menjelajahi beberapa bagian dunia, apalagi dengan menulis. Dan saya sudah membuktikannya. Mudah-mudahan tahun depan bisa ke pulau terluar atau bahkan ke luar negeri dengan modal menulis. :D
[caption id="" align="aligncenter" width="240" caption="Menyelam di Pulau Seribu (dok. Agus Hong)"]
Sampai kini pun saya masih terngiang perkataan seorang sahabat yang sama-sama mengikuti kursus scuba diving "Jika kamu telah menaklukan semua gunung tertinggi, lalu hendak kemana lagi? jawabannya adalah menyelam mengarungi keindahan bawah laut yang mungkin tak akan terhitung dan tak terbayang berapa lama harus menyelami samudera Indonesia yang luas terbentang."