[caption id="" align="aligncenter" width="576" caption="Jalan-Jalan ke Bali diongkisin Pertamina gara-gara menulis (dok.R Fadli)"][/caption] Bermula ketika SMA di Yogyakarta, saya mengenal sebuah majalah bernama KUNTUM. Majalah tersebut adalah salah satu pelarian saya dari rutinitas yang membosankan selain majalah ANNIDA yang memuat cerpen-cerpen penulis jebolan FLP, Novel, serta buku-buku lainnya. Kami berlomba-lomba membaca sebanyak-banyaknya, maklumlah masa SMA masih saling adu gengsi. Disisi lain memang tidak ada hiburan lain yang bisa kami dapatkan selain olahraga di sore hari dan membaca di malam hari. Begitulah sedikit kisah kehidupan kami di asrama.
KEMBALI KE ARTIKEL