Mohon tunggu...
Fifin Nurdiyana
Fifin Nurdiyana Mohon Tunggu... Administrasi - PNS

PNS, Social Worker, Blogger and also a Mom

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Artikel Utama

Pencapaian Gizi Seimbang Melalui Jajanan Anak Sekolah

5 September 2018   15:45 Diperbarui: 6 September 2018   15:21 2275
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pagi hari adalah momen emas bagi sebuah kehidupan, dimana setiap aktivitas baru dimulai dan semangat menghadapi hari masih terasa menggelora. Tentu saja ini merupakan kesempatan baik yang tidak boleh disia-siakan. 

Momen pagi harus menjadi momen yang menyenangkan. Momen bahagia. Momen berprestasi. Dan momen mengawali langkah meraih masa depan yang cerah.

Sebagai seorang ibu dari tiga orang anak usia sekolah, aku juga tidak ingin melewatkan pagi dengan begitu saja. Pagiku selalu disibukkan dengan menyiapkan segala sesuatu yang dibutuhkan oleh anak-anak. 

Aku tidak ingin anak-anak berangkat sekolah dengan hati yang menyimpan kegundahan karena ibunya tak membawakan mereka bekal atau cemilan jajanan untuk di sekolah. 

Maka, aku selalu sebisa mungkin meluangkan waktu untuk memasak makanan atau membuat jajanan untuk bekal mereka di tengah-tengah jadwal aktivitasku sebagai seorang pekerja kantoran yang juga dituntut harus berangkat pagi.

Sebagai seorang ibu yang menginginkan terbaik untuk anak-anak, aku berupaya memberikan bekal yang sehat dan higienis untuk anak-anak. Kalau toh bukan hasil masakanku sendiri, biasanya bekal atau jajanan mereka aku beli dari toko-toko atau supermarket yang terpercaya dan memiliki kredibilitas yang cukup baik.


Aku rasa wajar jika saat ini banyak para ibu yang khawatir dengan jajanan anak sekolah yang dijual sembarangan. Selain kurang terjaga higienitasnya, jajanan yang banyak dijual di luar lingkungan sekolah kerap menggunakan bahan baku yang tidak sehat. 

Meski terkadang tampilannya lebih menarik, namun tak jarang jajanan tersebut terlalu banyak mengandung pengawet, zat pewarna bukan untuk makanan, menggunakan air mentah, tidak bergizi serta tidak bersih sehingga mudah dihinggapi oleh kuman, debu, lalat, dll. 

Akibatnya, tanpa disadari ini akan memicu berbagai gejala penyakit pada anak, misalnya batuk, pilek, sakit perut, diare, dll.

Menyadari kenyataan tersebut, pemerintah serta berbagai pihak yang terkait, seperti Dinas Kesehatan, Dinas Pendidikan, Dinas Ketahanan Pangan, serta para pegiat dan aktivis sosial kemasyarakatan, dll berupaya secara gencar mensosialisasikan program-program yang terkait dengan peningkatan mutu gizi melalui terciptanya jajanan anak sekolah yang sehat, hygienis dan bergizi.

sumber:Bangka tribunnews
sumber:Bangka tribunnews
Jika beberapa waktu terakhir kita cukup populer dengan istilah Nasi Bento dengan berbagai kreasi kreatifnya sebagai salah satu upaya mendukung bekal jajanan sehat untuk anak sekolah, kini pemerintah melalui Badan POM RI Direktorat Standarisasi Produk Pangan Deputi Bidang Pengawasan Keamanan Pangan Dan Bahan Berbahaya juga mulai concern mendukung jajanan sehat anak sekolah dengan mencanangkan program Pangan Jajanan Anak Sekolah untuk Pencapaian Gizi Seimbang atau disingkat PJAS.

Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan telah menjadi dasar upaya perbaikan gizi untuk meningkatkan mutu gizi perorangan dan masyarakat, antara lain melalui perbaikan pola konsumsi makanan, perbaikan perilaku sadar gizi, aktivitas fisik dan kesehatan serta peningkatan akses dan mutu pelayanan gizi sesuai dengan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi.

Undang-Undang tersebut juga didukung oleh Undang-Undang Nomor 18 Tahun 2012 tentang Pangan, dimana dinyatakan bahwa penyelenggaraan pangan bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan dan kesadaran masyarakat tentang pangan yang aman, bermutu dan bergizi bagi konsumsi masyarakat.

Seperti diketahui, kondisi di Indonesia saat ini, khususnya pada anak-anak, masih mengalami masalah gizi ganda (double burden) yaitu kekurangan gizi dan kelebihan gizi. Berdasarkan data penelitian Kesehatan Dasar tahun 2010, prevalensi status gizi anak usia 6-12 tahun terdiri dari beberapa kategori, yaitu sangat kurus dengan prosentase 4,6%, kurus 7,6%, normal 78,6% dan gemuk 9,2%. 

Sedangkan untuk kategori stunting diperoleh data anak dengan tubuh sangat pendek 15,1%, pendek 20% dan normal 64,5%. Dan terakhir, untuk prevalensi kategori anemia diperoleh data 47,2% anak usia sekolah dasar masih mengalami anemia dengan tingkatan keparahan yang berbeda-beda.

Menyadari akan hal ini, kesadaran masyarakat terutama orangtua, guru dan pihak kantin sekolah sangat diperlukan guna mendukung terpenuhinya gizi seimbang bagi anak usia sekolah. 

Secara kecukupan pemenuhan gizi anak terutama ketika sedang beraktifitas di sekolah, penelitian menyebutkan bahwa mereka sangat membutuhkan kecukupan energi dan protein bekisar antara 71,6% -- 89,1%, sementara faktanya 44,4% anak sekolah mengonsumsi energi dan protein di bawah angka kecukupan minimal (Riskesdas, 2010).

Sumber:pedoman PJAS/standarpangan.pom.go.id
Sumber:pedoman PJAS/standarpangan.pom.go.id
Oleh karena itu, upaya untuk pemenuhan kebutuhan energi dan protein tersebut, program PJAS sangat dibutuhkan, terutama bagi anak yang tidak atau kurang sarapan serta tidak membawa bekal ke sekolah. 

Laporan hasil PJAS Nasional menunjukkan bahwa 98,9% anak melakukan aktivitas jajan di sekolah dan hanya 1% yang tidak melakukan aktivitas jajan di sekolah. 

Dengan demikian, program PJAS sudah saatnya gencar untuk disosialisasikan secara serius dan menyeluruh, agar menjadi acuan bagi masyarakat yaitu orangtua, guru, kantin sekolah dan masyarakat umum lainnya untuk turut mendukung upaya pemenuhan gizi seimbang melalui aktifitas jajan di sekolah.

Kebutuhan Gizi Anak Sekolah

Aktivitas yang tinggi di sekolah menjadikan anak sering mengalami penurunan stamina yang berakibat terhambatnya kelancaran aktivitas mereka. Anak terlihat lemas, letih dan lesu serta berkurangnya konsentrasi adalah salah satu indikasi menurunnya stamina mereka. 

Kondisi demikian harus segera diantisipasi dengan pemenuhan asupan gizi seimbang, agar anak tetap bugar di sekolah meski aktifitas sedang padat-padatnya.

Untuk memenuhi kebutuhan gizi seimbang pada anak sekolah diperlukan kecukupan 5 kelompok zat gizi utama yaitu karbohidrat, protein, lemak, vitamin dan mineral. Dalam istilah ilmu gizi, fungsi utama zat gizi disebut Tri Guna Makanan yaitu sebagai sumber energi, sumber zat pembangun dan sumber zat pengatur.

Sumber energi meliputi karbohidrat dan lemak. Sumber zat pembangun meliputi protein, dan sumber zat pengatur meliputi vitamin, mineral dan air.  Selanjutnya sumber gizi tersebut juga harus dilengkapi dengan serat yang bermanfaat dalam kinerja pencernaan terutama memperlancar buang air besar.

Pesan Gizi Seimbang Anak Sekolah

Gizi seimbang sendiri diartikan sebagai susunan makanan sehari-hari yang mengandung zat gizi dalam jenis dan jumlah yang sesuai dengan kebutuhan tubuh, dengan memperhatikan prinsip keanekaragaman atau variasi makanan, aktivitas fisik, kebersihan dan berat badan (BB).

Pada prinsipnya, gizi seimbang meliputi makanan sehari-hari dengan kandungan gizi dalam jenis dan jumlah yang sesuai dengan kebutuhan setiap orang atau berdasarkan kelompok umur. Konsumsi makanan dengan pola gizi seimbang ini harus memperhatikan empat prinsip dasarnya, yaitu :

  • Makan yang beraneka ragam
  • Perilaku Hidup Bersih dan Sehat
  • Aktivitas Fisik
  • Memantau Berat Badan
  • Memilih Pangan Jajanan Anak Sekolah yang Sesuai

Pada anak sekolah, sarapan tetap menjadi prioritas dalam memenuhi asupan gizi pada anak. Jika anak belum tercukupi kebutuhan gizinya dari sarapan, maka PJAS menjadi salah satu alternatif utama untuk memenuhi kebutuhan gizi tersebut.

Manfaat sarapan sendiri bagi anak sekolah sangat besar, diantaranya menyediakan karbohidrat yang digunakan untuk meningkatkan kadar gula darah. Glukosa darah merupakan satu-satunya penyalur energi bagi otak untuk dapat bekerja secara optimal. 

Manfaat lainnya dapat memberikan kontribusi penting beberapa zat gizi yang diperlukan tubuh seperti protein, lemak, vitamin, mineral, dll. Selain itu, sarapan juga dapat mengurangi kemungkinan jajan di sekolah dan mengurangi risiko asupan bahan berbahaya yang terkandung dalam jajanan yang dijual bebas.

Jika anak sekolah tidak sempat melakukan sarapan, maka dampaknya anak akan sulit berkonsentrasi di sekolah, tubuh lemah dan lesu, rasa lapar, tekanan darah rendah dan pusing, mengemil tak terkontrol, bahkan ada yang lebih fatal sampai pingsan.

Karena begitu pentingnya pemenuhan kecukupan gizi bagi anak sekolah, maka PJAS hadir untuk memberi solusi tercukupinya gizi anak sekolah, terutama bagi mereka yang kerap tidak sempat untuk melakukan sarapan sebelum beraktifitas di pagi hari.

Di lapangan, PJAS terbagi menjadi 4 jenis, yaitu :

  • Makanan utama/ makanan berat, seperti mi ayam, bakso, bubur ayam, nasi goreng, dll
  • Camilan/ Snack, seperti kue lapis, donat, gorengan, biskuit, dll
  • Minuman, seperti es buah, es jeruk, minuman kemasan, dll
  • Jajanan Buah, contohnya buah-buahan

Lantas, bagaimana menentukan PJAS yang terbaik untuk anak-anak kita ? berikut ada beberapa tips yang dapat dijadikan dasar dalam memilih atau menyantap PJAS yang sesuai untuk anak sekolah :

Kenali dan pilih pangan yang aman. Pangan yang aman adalah pangan yang bebas dari bahaya biologis, kimia, dll. Pilih pangan yang bersih, dimasak dan tidak berbau (tengik/ asam). Pilih pangan yang dijual di tempat-tempat yang bersih serta dipajang dan disajikan dengan baik

Jaga kebersihan. Jangan lupa untuk cuci tangan sebelum menyantap PJAS dengan sabun dan air yang mengalir untuk menghilangkan kuman-kuman yang ada di tangan

Baca Label dengan Seksama. Jangan malas untuk membaca label pada kemasan PJAS. Pilih PJAS dengan kemasan yang menampilkan nomor pendaftaran (P-IRT/MD/ML), tanggal kadaluarsanya, informasi nilai gizi, komposisi, berat/isi, nama dagang/ merk, nama dan alamat produsen, dll. Jika tidak berlabel maka pilih dengan kemasan yang kondisinya bagus.

  • Ketahui Kandungan Gizinya
  • Konsumsi air yang cukup bagi anak sekolah yang menerapkan PJAS
  • Perhatikan warna, rasa dan aroma PJAS
  • Batasi minuman yang berwarna dan beraroma, contohnya minuman ringan dan minuman yang berperisa
  • Batasi Konsumsi Pangan Cepat Saji. Pada makanan fastfood biasanya tinggi garam dan rendah serat sehingga kurang baik untuk kesehatan tubuh
  • Batasi Makanan Ringan seperti keripik kentang, keripik pisang, dll karena kadar natriumnya tinggi dengan nilai gizi yang rendah
  • Perbanyak Konsumsi Makanan Berserat seperti sayur dan buah yang terdapat pada makanan seperti gado-gado, karedok, urap, pecel, dll
  • Bagi anak gemuk/ obesitas batasi konsumsi pangan yang mengandung gula, garam dan lemak. Sebaiknya dalam sehari tidak lebih asupan gula 4 sdm, garam 1 sdt dan lemak/ minyak 5 sdm

Oleh karena itu, untuk mendukung kecukupan gizi melalui PJAS, maka orangtua memiliki peran dalam membiasakan sarapan pada anak, menyediakan bekal anak, memperhatikan aktifitas anak, serta memberi contoh yang baik pada anak. 

Pun dengan guru, memiliki peran utama melakukan pengawasan, edukasi, monitoring, motivasi, sosialisasi, pendataan serta memastikan bahwa PJAS yang ada di lingkungan sekolah merupakan PJAS yang sesuai untuk mencukupi kebutuhan gizi anak-anak sekolah mereka. 

Bukan hanya orangtua dan guru, pengelola kantin sebagai penyedia PJAS juga harus berperan dalam memperhatikan kebersihan pangan, menjual PJAS yang sesuai serta tidak apatis atau memiliki kesadaran penuh dalam upaya mendukung tercapainya kecukupan gizi anak sekolah.

Nah, bagaimana ? apakah kita sudah menjadi bagian dari orangtua/ guru/ pengelola kantin/ masyarakat luas yang sadar akan kecukupan gizi seimbang anak sekolah ?

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun