Mohon tunggu...
Fifin Nurdiyana
Fifin Nurdiyana Mohon Tunggu... Administrasi - PNS

PNS, Social Worker, Blogger and also a Mom

Selanjutnya

Tutup

Travel Story Pilihan

Menjajal "Trekking" di Sidamanik dan Bah Biak bersama Geliga Krim

25 Desember 2017   16:15 Diperbarui: 25 Desember 2017   16:22 1132
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kebun Teh Sidamanik (sumber:dokpri)

Siapa bilang kebun teh cuma ada di tanah sunda ? di Sumatera Utara juga ada kebun teh lo, tepatnya di Pematang Siantar. Dataran tinggi yang luas dengan dipenuhi daun-daun teh menghijau. Sungguh pemandangan yang sangat indah dan menyegarkan sepanjang mata memandang. Namanya kebun teh Sidamanik. Kebun yang dikelola oleh PTPN IV ini selain berorientasi bisnis produk teh juga terbuka untuk masyarakat yang ingin berwisata mengelilingi areal kebun teh. Tentu saja ini menjadi destinasi wisata yang berbeda bagi masyarakat Sumatera Utara karena kebanyakan destinasi wisata di Sumatera Utara adalah pantai, puncak pegunungan (Brastagi), Danau Toba atau wisata kota. 

Di Sidamanik ini disuguhkan wisata yang cukup unik dan menantang. Para pengunjung bukan saja dapat menikmati pemandangan yang indah, tapi juga ditantang untuk mengadu otot kaki dan mental di areal trekking menuju puncak dataran tinggi. Bukan hanya itu, tantangan juga masih berlanjut saat pengunjung ingin melanjutkan trekking menuju air terjun Bah Biak yang berada di balik dataran tinggi kebun teh Bahbutong (kebun teh lainnya disamping kebun teh Sidamanik). Areal turun-naik dan sedikit terjal dan licin membuat nyali kita diuji. Tapi jangan khawatir, semua lelah dan tenaga yang kita keluarkan sebanding kok dengan panorama dan segarnya air terjun Bah Biak. Begitu sampai di air terjun dan menyempatkan bermandi-mandi, maka akan terbayar semua perjuangan kita selama trekking.

Tadinya saya sempat ragu untuk mengiyakan ajakan suami untuk traveling ke Sidamanik. Yang saya bayangkan, saya akan kelelahan, sakit pinggang dan nyeri otot saat trekking di Sidamanik. Apalagi saya masih tergolong newbie atau pemula untuk berpetualang di alam bebas. Bisa-bisa saya KO di tengah jalan dan malah merepotkan yang lain. Tapi suami meyakinkan saya dan memberi semangat bahwa saya pasti bisa. Akhirnya saya pun setuju untuk menjajal trekking di Sidamanik dan Bah Biak.

Kebun Teh Bahbutong (sumber:dokpri)
Kebun Teh Bahbutong (sumber:dokpri)
Berangkatlah saya, suami dan beberapa kawannya menuju Sidamanik. Sengaja saya tidak membawa barang bawaan banyak, takut kelelahan karena membawa beban banyak. Saya cuma membawa ponsel, tongsis dan air mineral. Sepanjang perjalanan saya lebih banyak tidur karena menyiapkan tenaga untuk trekking.

Perjalanan dengan mengendarai mobil memakan waktu sekitar 3 jam. Begitu tiba, mobil hanya bisa parkir di lokasi parkir yang berada di bawah dataran tinggi kebun teh Sidamanik. Selebihnya harus berjalan kaki.

Trekking pun dimulai. Satu tanjakan, dua tanjakan, tiga tanjakan masih oke lah ya...tapi begitu masuk tanjakan empat dan seterusnya kaki mulai terasa pegal. Keringat mulai membanjiri baju saya. Sebentar-sebentar saya minta istirahat lalu kemudian melanjutkan lagi perjalanan. Beruntung suami cukup sabar menghadapi kondisi saya hingga akhirnya kami sampai juga di puncak dataran tinggi Kebun Teh Sidamanik. Meski dalam kondisi yang sangat lelah tapi saya tetap gembira karena akhirnya bisa mengabadikan momen seru ini tepat di puncak kebun teh. Sembari menghilangkan lelah sejenak, saya tak henti-hentinya bersyukur dan memandang sekeliling areal kebun teh yang sangat luas dan menghijau. Pemandangan yang maha indah membuat saya mengagumi betapa besar kuasa Tuhan yang menciptakan semua ini.

Kebun Teh Sidamanik (sumber:dokpri)
Kebun Teh Sidamanik (sumber:dokpri)
Setelah puas berfoto-foto ria dan menikmati kebun teh, trekking dilanjutkan menuju air terjun Bah Biak. Perjalanan kali ini lebih menantang lagi. Selain terjal juga licin membuat saya mengeluarkan ekstra tenaga dan esktra kekuatan otot kaki untuk mencengkeram tanah bebatuan berlumut agar tidak jatuh atau terpeleset. Lagi-lagi saya beruntung punya suami yang sabar dan baik hati menuntun dan membantu saya melewati setapak demi setapak perjalanan.

Meski trekking cukup lancar, tapi tetap saja beberapa kali saya sempat panik karena hendak jatuh terpeleset. Otot pangkal kaki pun rasanya sudah seperti mau copot karena keseleo dan kelelahan menahan tubuh selama melewati jalan licin dan terjal. Karena itulah, tak sempat lagi saya berfoto selama perjalanan. Rasanya ingin cepat sampai saja di lokasi air terjun dan beristirahat sambil mengurut dan memijat-mijat kaki sebentar.

Air Terjun Bah Biak (sumber:dokpri)
Air Terjun Bah Biak (sumber:dokpri)
Beberapa waktu berlalu dan sampailah kami di lokasi air terjun Bah Biak. Bahagia rasanya bisa sampai dengan selamat. Benar saja, melihat guyuran deras air terjun yang jatuh dari tebing membuat hati dan fikiran saya kembali fresh. Ingin cepat-cepat bermandi-mandi di segarnya air terjun tapi suami mencegah.

"istirahat dulu sayang...kaki kamu pegal kan ?" tanya suami sambil menyandarkan badan di bale-bale bambu yang ada di pinggiran air terjun

"iya, sepertinya agak keseleo nih..." jawab saya

"sini aku urut bentar ya..." kata suami sambil mengeluarkan sesuatu dari tas kecil yang dibawanya

"apa itu sayang ?" tanya saya

"Geliga Krim...ini wajib dibawa kemanapun..." jawab suami sambil mulai mengoleskan Geliga Krim dan mengurut lembut kaki saya

Wah, rasanya sangat nyaman. Hangat tapi juga menyegarkan. Tercium aromanya di hidung, membuat rileks dan memberi efek aromatherapy. Bukan hanya kaki saya saja yang dibuat nyaman tapi juga hati dan fikiran jadi ikut rileks. Apalagi yang mengurut dan memijat adalah suami tercinta.

Air Terjun Bah Biak (sumber:dokpri)
Air Terjun Bah Biak (sumber:dokpri)
Alhamdulillah, setelah diurut dengan Geliga Krim dan istirahat sejenak akhirnya tenaga saya kembali pulih. Otot-otot kaki saya berangsur kembali kuat. Pegal dan nyeri keseleo pun tak dirasakan lagi. Yang ada hati kembali riang gembira. Saya pun dapat menikmati indahnya air terjun Bah Biak dengan maksimal. Tak lupa saya juga mengabadikan momen traveling ini sebagai kenang-kenangan dan membeli produk teh asli dari kebun teh Sidamanik sebagai oleh-oleh.

Langit mulai meredup. Hari beranjak petang. Kami pun memutuskan untuk menyudahi traveling trekking kali ini. Perjalanan pulang pun terasa lebih rileks, terutama otot-otot kaki yang tak lagi menegang sehabis diolesi Geliga Krim. Langkah saya menjadi lebih ringan dan kuat menapak jalanan terjal dan licin hingga tiba kembali di rumah.

Geliga Krim (sumber:https://www.geligakrim.com/)
Geliga Krim (sumber:https://www.geligakrim.com/)
Sampai dirumah, saya sempatkan untuk membuat catatan kecil tentang tips perjalanan trekking, terutama bagi pemula seperti saya di kebun teh Sidamanik dan air terjun Bah Biak Pematang Siantar, yaitu :
  • Aktifitas trekking membutuhkan mental dan tenaga yang kuat. Untuk itu persiapkan semua itu dengan baik. Istirahat yang cukup dan selalu berpikir positif serta selalu berdoa pada Tuhan
  • Gunakan pakaian yang casual dan bahan yang menyerap keringat serta sepatu yang sesuai agar tidak menyulitkan selama aktifitas trekking
  • Gunakan tas berjenis ransel dan tidak perlu membawa barang bawaan yang banyak. Bawalah secukupnya, seperti kamera/ponsel, air mineral dan baju ganti
  • Jangan lupa bawalah kantong plastik/kantong kertas untuk difungsikan sebagai wadah/tempat sampah. Sayangilah alam dengan tidak membuang sampah sembarangan selama aktifitas trekking dan peduli dengan memungut sampah yang kita temukan selama perjalanan trekking
  • Dan rahasia kebugaran stamina tubuh selama perjalanan adalah Geliga Krim. Hal-hal yang sering terjadi saat aktifitas trekking adalah nyeri otot, kelelahan, badan pegal dan digigit serangga. Tapi jangan khawatir, serahkan semua masalah itu dengan selalu membawa Geliga Krim. Geliga Krim bukan hanya meringankan dan menyembuhkan keluhan pada otot dan tubuh tapi juga dapat memberi efek menenangkan. Geliga Krim menghangatkan tapi juga menyegarkan. Kemasannya juga mungil, eye catching dan sangat praktis dibawa kemana-mana.

Itulah tadi cerita pengalaman traveling saya menjajal trekking di Sidamanik dan Bah Biak bersama Geliga Krim. Kemanapun dan dimanapun destinasi traveling kalian, jangan lupa bawa Geliga Krim maka perjalanan dan aktifitas traveling kalian akan terasa lebih menyenangkan karena terbebas dari nyeri otot, keseleo ataupun pegal-pegal. Terimakasih Geliga Krim.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun