Bos, pernahkah anda mendengar kata itu? Sebuah kata panggilan bagi seseorang yang telah menjadi pemimpin dalam sebuah organisasi atau perusahaan. Biasanya mereka adalah orang yang memakai kemeja berdasi, mengenakan jas mahal dan berkehidupan glamour. Tapi sebenarnya bukan dilihat dari itu saja.
Bos adalah seseorang yang hidupnya nyaman, free financial, tidak dipengaruhi tapi mempengaruhi orang lain. Karena bos tidak banyak bekerja. Dia memiliki karyawan untuk membantunya melakukan banyak pekerjaan. Banyak yang mengira menjadi bos dapat dicapai ketika seseorang sudah menginjak umur dewasa sekitar 35-55 tahun. Mereka yang muda harus menjadi pengikut setia dahulu untuk belajar dari pemimpinnya. Dan mulai memimpin ketika pemimpinnya pensiun. Hal semacam itu sah saja apabila ingin merasakan proses belajar menjadi bos dengan waktu lebih lama.
Anak muda, apakah anda adalah anak muda? Kalau jawabannya adalah iya. Maka anda harus mengiyakan hal ini, muda adalah orang yang kreativ, inovatif, gigih, bersemangat, dan berbagai hal yang baik ada pada kita. Jadi orang yang muda itu mampu berkembang, mampu berkembang menjadi lebih baik.
Lebih baik dari orang muda terdahulu bahkan menjadi yang terbaik diantara orang muda yang ada disekitarnya. Jadi apa yang mau ditanyakan lagi dengan sifat pemuda yang mampu berkembang itu, tidak ada kata ragu bahwa usia muda mampu menjadi bos.
Semua orang pasti pernah bermimpi menjadi orang sukses. Menjadi pemimpin dalam sebuah perusahaan dan menikmati free financial tanpa harus susah payah bekerja dan diperintah oleh orang lain. Tapi kapan dan bagaimana cara mewujudkannya, tergantung mereka. Ada beberapa tipe pemuda dalam usahanya menjadi bos dan mencapai free financial, yaitu:
1. Menunggu durian jatuh.
Pemuda tipe ini biasanya seseorang yang hanya menikmati hasil pemberian orang tua. Bahkan dia sudah menjadi bos dan free financial sejak lahir. Kehidupannya mungkin hanya menunggu warisan dari orang tua. Sah saja apabila harta keluarganya dapat dipastikan tidak habis 7 turunan, dan dia bukanlah turunan ke delapan.
Karena pasti turunan ke delapan tidak akan mendapatkan apa-apa kecuali gelar turunan mantan orang kaya. Namun kenyataan tak seindah bayangan kita. Seperti roda berputar, kadang berada diatas dan kadang dibawah. Bisa saja harta hilang atau hangus dalam sekejap karena suatu musibah. Apabila semua itu terjadi dia harus mampu menanggung resikonya.
2. Mencari dan mendaftarkan diri dalam ajang perlombaan maupun beasiswa.
Pemuda tipe ini pasti adalah seorang pemikir yang pandai dan hebat. Bertaruh menjadikan diri sebagai pemenang diantara yang lainnya. Apabila menang akan mendapat free financial dan penghargaan dari berbagai pihak. Tapi ini disebut juga dengan bos musiman, karena dibatasi jumlah uang maupun waktu penerimaannya.
3. Bekerja, dan step by step mampu menjadi bos.
pemuda tipe ini memang seorang pekerja keras dan punya loyalitas tinggi. Tapi dengan bekerja seperti itu mampukah dia menjadi bos dalam usia mudanya? Pasti ujung-ujungnya diusia yang sudah tidak muda lagi baru mampu mencapai puncak kepemimpinan. Itu pun kalau beruntung bisa sampai puncak. Kalau ditengah jalan terkena PHK, dia harus mencari dan meniti kariernya lagi di perusahaan baru. Padahal menjadi seorang bos kan gak musti harus matang dan tua dulu.
4. Merintis usaha.
Pemuda ini adalah tipe pebisnis. Dia tidak mau menunggu durian jatuh, tapi dia membeli dan memetik sendiri durian. Dia juga seringkali bukanlah orang yang pandai untuk dapat lolos dalam persaingan ketat perlombaan dan mendapatkan beasiswa. Dan yang paling wow adalah dia tidak mau menjadi seorang pesuruh didalam hidupnya. Tapi dia ingin menjadi seorang bos secara mandiri tanpa menunggu dilantik oleh orang lain. Karena otomatis dia akan menjadi bos dalam usaha bisnisnya sendiri.
Dari tipe-tipe pemuda diatas sudah dipastikan bahwa pemuda dengan merintis usahalah yang mampu dengan cepat menjadi bos muda.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI