Mohon tunggu...
Fidia Wati
Fidia Wati Mohon Tunggu... wiraswasta -

Cerita khas emak emak http://omahfidia.blogspot.co.id

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

(My Diary) Kejarlah Mimpi Sampai ke Baitul Ma'mur

11 April 2016   11:53 Diperbarui: 11 April 2016   12:01 113
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

[caption caption="Banner Event, My Diary Fiksiana Community"][/caption]11 April 2016

Angin semilir

Membuai halus kulitku

Terasa sejuk

hingga membuatku hanyut dalam lamunan sejenak.

Dear Diary……

Tadi siang aku menjenguk Lili, yang beberapa hari lalu habis menjalani operasi Cesar karena plasenta pervia, Sayang, babynya tak tertolong. Kasihan aku melihatnya. Wajah Lili masih sangat pucat. Kakinya juga bengkak.  Kami duduk bersandingan,menikmati suguhan krupuk dan teh hangat yang disuguhkan oleh mertuanya.

Kakak iparnya bercerita, hari Kamis jam 2 dini hari, Lili mengalami pendarahan hebat. Kemudian keluarganya membawanya ke Puskemas terdekat. DiPuskesmas  ternyata mereka tak bisa menangani Lili,lalu dia dirujuk ke Rumah Sakit Umum dimana peralatan mereka lebih lengkap.

Sejam kemudian dia dibawa ke Rumah Sakit Umum Kabupaten ditemani tetangganya sebab suaminya harus bekerja mencari nafkah di kota lain. Sedangkan iparnya menunggu anak Lili yang lagi demam dirumah.

Lili sangat kepayahan,pendarahan membuatnya lemah,berkali-kali dia muntah dan mengerang kesakitan diatas kerasnya busa ranjang rumah sakit. Sampai dia dimarahi oleh perawat, yang kesal karena muntahannya ada dilantai. Tetangganya sampai gemeteran ngebersihinnya. Untung pula dia nggak sampai ikutan ngompol karena ketakutan. Waduh bisa berabe nanti.

Lili tak peduli dengan buruknya pelayanan Rumahsakit. Yang penting jabang bayinya selamat. Terserah deh dokter dan perawat jutex padanya,sebab Lili ngerti mereka juga manusia, yang punya cinta dan rasa lelah. Eaaaaaaaaaaa aku menelan ludah. Celeguk!

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun