Setelah perjalanan singkat ke ruang server itu, suasana antara Ria dan Ethan terasa sedikit berbeda. Bukan berarti mereka jadi dekat, tapi ada getaran aneh yang nggak bisa dijelaskan.
Ethan yang biasanya datar dan dingin, kali ini sedikit lebih ramah. Saat mereka kembali ke ruang kerja, Ethan menoleh dan bilang, "Besok gue bawa gambar terbaru, lu coba kasih masukan ya."
Ria terkejut tapi langsung mengangguk. "Siap, Pak."
Hari-hari selanjutnya, mereka mulai sering bertukar pesan soal pekerjaan. Obrolan yang awalnya cuma soal desain, lambat laun mulai berisi candaan kecil. Ria selalu menunggu notifikasi dari Ethan dengan perasaan campur aduk.
Sahabatnya, Nami dan Natalie, mulai curiga. "Eh, lo sama bos kok jadi sering chat, sih? Ada apa, Ri?" tanya Natalie suatu hari di kantin.
Ria cuma tertawa malu. "Ah, nggak kok. Itu kan kerjaan."
Tapi dalam hati, Ria tahu itu lebih dari sekadar kerjaan.
Suatu malam, saat lembur mengerjakan presentasi, Ria tanpa sengaja membuka pesan dari Ethan yang berbunyi, "Lu udah makan malam? Jangan lupa jaga kesehatan."
Ria tersenyum sendiri. Pesan itu sederhana, tapi buatnya sangat berarti.
Namun, dia juga sadar, rasa yang tumbuh ini belum tentu berbalas. Ethan tetaplah sosok misterius yang tak mudah didekati.Â