Mohon tunggu...
Fida Fathinah Atifah
Fida Fathinah Atifah Mohon Tunggu... Guru

21st Digital Educator | F00d Enthusiast

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Percakapan Sore Hari Sebelum Pulang Sekolah

23 Juli 2025   17:46 Diperbarui: 23 Juli 2025   17:51 59
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber: Foto Pribadi

Ini pekan kedua setelah tahun pelajaran baru dimulai, juga pekan ketiga untuk tenaga pendidik baik guru maupun staff setelah persiapan-rapat-raker persiapan tahun ajaran baru. KBM baru berjalan pekan ini, jadwal pelajaran masih diuji cobakan efektivitasnya, murid baru masih beradaptasi dengan lingkungan sekolah kecil kami, begitu juga kakak-kakak kelasnya yang ternyata "teori perubahan sosial" dalam sosiologi ada benarnya, bahwa setiap yang berubah akan ada gejolak penolakan, baik disadari maupun tidak disadari, para kakak kelas yang lelah satu pekan sebelumnya full melakukan kegiatan orientasi FORTASI menyambut wargi sekolah baru itu ternyata belum siap kedatangan anggota baru di lingkungan warga sekolah, setiap hari yang saya dengar tidak jauh-jauh dari keluhan bahwa, "adik kelasnya kurang sopan, tidak ramah, dilembutkan malah tidak dihargai, tidak diindahkan dan lain lainnya" ah, kakak kelas yang baru punya adik kelas ini kalau diingat lucu sekali keluhannya, dulu, mereka ingin sekali punya adik kelas, "biar ramai bu sekolahnya" ucap mereka, sekarang setelah doa itu dikabul, mereka mengeluh (walau masih dua pekan bertemu).Aktivitas sekolah yang padat, dari jam 7 pagi hingga 4 sore, mengurus banyak hal, karena sekolah kami yang kecil, murid SMA sangat sibuk, sangat diandalkan, mengurus ketertiban salat zuhur berjamaah, mengurus kebersihan dan piket seluruh wargi sekolah, belum lagi tambahan pekerjaan mengorganisir eskul-eskul baru di sekolah, ah, juga mengurus perut mereka yang lapar sehabis setengah hari bergumul di meja kelas.

Padat sekali jadwal murid SMA, dari jam ke jam, dari pelajaran satu ke selanjutnya, sampai mengaji sore hari, dan kembali menertibkan salat asar berjamaah sampai zikir setelah salat. Belum habis, mereka harus rapat persiapan 17 Agustus, bahkan belum ada sepekan mereka lepas dari program FORTASI mereka sudah dihadapkan 2-3 kegiatan kedepan, persiapan Panggung Demokrasi, persiapan Class Meeting bulanan, dan latihan baris berbaris, sungguh sibuk, sungguh lelah, tapi tetap diusahakan selesai satu-satu.

Sebelum mereka pulang, saya selalu menyempatkan menyapa mereka di koridor kelas, bertanya "bagaimana hari ini? Apakah ada kesulitan? Bagaimana perasaan nya hari ini?" Mengecek apa yang mereka lalukan, membantu sebisa saya memberi saran-masukan, memberikan rekomendasi tanpa menghakami, memberikan semangat, sampai curhat soal kisah kasih mereka yang hampir diusia 17 tahun itu. Ada yang baru dekat, ada yang sedang kasmaran, ada yang tidak ada, ada yang diam diam saja, ada yang sedang kagum dan perasaan-perasaan yang sedang membuncah hingar bingar.

Cerita-cerita menarik di sore hari sebelum mereka pamit pulang sekolah dan bertemu esok hari. Dari wajah yang sudah lelah ingin pulang, ada yang tetap asyik mencurahkan emosi nya selama satu hari bergumul mengurus satu lalu dua dan tiga. Bahkan, ada juga yang memilih untuk langsung pulang setelah mencurahkan isi hatinya "Bu aku pulang dulu ya mau mengisi baterai" ucap nya. Saya silahkan dan menitip hati-hati dijalan.

Lucu, bagaimana mereka bertumbuh setiap harinya, setiap percakapan sore yang tanpa sengaja selalu dilakukan itu, melihat mereka mengevaluasi diri, menyemangati diri, membuat kelakar tipis dan tertawa terbahak-bahak. Untuk yang kelas akhir malah membuat haru, sejak kapan mereka sudah punya dua adik kelas? Sejak kapan mereka bisa sangat karismatik dihadapan adik kelasnya? Sejak kapan mereka begitu cepat tumbuh? Padahal rasanya baru kemarin mereka adaptasi di sekolah, masih belum diterima kakak kelasnya, masih dibimbing kakak kelasnya, masih pemalu, masih iya-iya saja. Sekarang? Lihat, mereka punya dua adik kelas, mengurus semua kelancaran sekolah, mengurus dunia mereka sendiri, dan menumpahkan isi hatinya setiap sore hari.

Esok hari akan ada cerita baru, kesibukan yang membuat pegal kepala, dan percakapan sore hari entah tentang apa serta bagaimana. Telinga saya sudah disiapkan jauh hari untuk terus mendengar dan menyimak, mata saya sudah siap melihat mereka tumbuh setiap sore hari sampai mereka lepas dari pandangan.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun