Mohon tunggu...
Fibrisio H Marbun
Fibrisio H Marbun Mohon Tunggu... Freelancer - Pejalan kaki

Tertarik dengan sepakbola, sosial budaya, dan humaniora.

Selanjutnya

Tutup

Bola Pilihan

Euforia Piala Dunia 2022 di Lapo Tuak

10 Desember 2022   03:36 Diperbarui: 10 Desember 2022   03:50 302
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Hingga tak jarang dari mereka yang kecewa ketika Jepang berhasil mengandaskan Jerman di penyisihan grup dengan skor 2-1. Kekecewaan menjadi paripurna ketika Jerman tidak lolos penyisihan grup.

Lain Jerman, lain juga Belanda. Sibontar mata (baca: mata putih) sebutan bagi orang-orang Belanda, lahir dari nenek moyang dan diteruskan hingga saat ini. Belanda menjadi negara yang tidak begitu digemari karena faktor sejarah dan nasionalisme.

Banyak yang tidak suka dengan Belanda karena berlabel penjajah. Hingga tidak jarang yang menyoraki Belanda ketika bertanding dengan iyel-iyel mulak ma ho da Bolanda (baca: pulanglah wahai Belanda).

Fenomena ini semakin memperjelas betapa menariknya sepakbola. Fanatisme bisa lahir dari faktor agama, sejarah, juga nasionalisme.

Melawan Dinginnya Malam Lewat Tuak dan Perapian

Layaknya musim lampau, akhir tahun artinya musim dingin. Curah hujan yang tinggi mengakibatkan suhu udara semakin dingin. Udara dingin tidak menjadi penghalang untuk menyaksikan tim favorit hingga larut malam.

Menghangatkan badan/ dokumen pribadi.
Menghangatkan badan/ dokumen pribadi.

Tuak dan perapian menjadi jurus ampuh melawan dinginnya malam. Kandungan alkohol dalam tuak akan menghangatkan badan hingga melek untuk menyaksikan tim favorit bertanding. Selain tuak, menghidupkan perapian menjadi fenomena unik dalam menyaksikan sepakbola. Bagaimana tidak, sembari menyaksikan pertandingan sesekali satu persatu akan mendekatkan diri ke perapian lalu beranjak lagi menyaksikan pertandingan. Sebelum akhirnya mereka melingkar ketika peluit tanda istirahat dibunyikan.

Merubah Stigma Negatif Lapo Tuak

Lapo tuak tidak bisa terlepas dari stigma negatif. Harus diakui lapo tuak terkadang menjadi tempat mabuk-mabukan, judi, dan tak jarang terjadi perkelahian karena pengaruh alkohol.

Momen Piala Dunia Qatar 2022 mampu menghadirkan warna baru di lapo tuak. Ada aktivitas sosial baru, yakni nobar. Nobar menjadi alternatif bagi warga kampung yang mempunyai keterbatasan akses Piala Dunia di era komersialisasi industri sepakbola. Lapo tuak tidak lagi terbatas pada minum tuak, mabuk, dan main judi. Akan tetapi, menjadi ruang positif bagi penggila sepakbola.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun