Mohon tunggu...
Fhadia Sheilazivana
Fhadia Sheilazivana Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa aktif Psikologi Islam di Universitas Islam Negeri Raden Mas Said Surakarta

Suka membaca

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Dampak Minimnya Pendidikan Seksualitas Remaja di Indonesia

11 Desember 2023   21:12 Diperbarui: 11 Desember 2023   21:37 59
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Remaja adalah fase penting dalam pertumbuhan manusia. Ini adalah masa peralihan yang signifikan dari anak-anak ke dewasa. Remaja mulai belajar tentang perubahan jasmaniah, proses kematangan jenis kelamin secara biologis.

Remaja dipandang sebagai pengguna informasi yang aktif dan tertarik. Dia menerima hampir semua informasi secara langsung, jadi dia tidak tahu apakah itu benar atau tidak. Seks dan pergaulan bebas sudah lama ada di kalangan remaja Indonesia, terutama di era globalisasi yang semakin berkembang. Ini adalah kebenaran yang mengerikan. Namun, ada keuntungan juga: generasi muda terbuka untuk menerima dan mengambil pelajaran dari apa yang diajarkan.

Sebagian besar orang Indonesia, terutama di daerah pedesaan, masih percaya bahwa pendidikan seks, atau pendidikan seks, adalah sesuatu yang tidak masuk akal. Sebabnya, ada perdebatan tentang pendidikan seks yang dianggap tidak dapat dibagikan. Selama ini, pendidikan seks dianggap tidak penting dan tidak boleh diperdebatkan, terutama di kalangan generasi muda. Tidak banyak masyarakat yang memahami pentingnya pendidikan seks bagi generasi muda. Masyarakat yang tidak terbuka, yang belum memahami betapa pentingnya pendidikan seks bagi remaja, adalah salah satu alasan utama mengapa siswa menghadapi kesulitan dalam mendapatkan pendidikan seks formal maupun informal.

Komisi Penanggulangan AIDS (KPA) di Tulungagung, Jawa Timur, telah memulai kampanye untuk memerangi HIV/AIDS di kalangan anak usia 13-24 tahun, karena pendidikan seksual di Indonesia masih kurang.

Pendidikan seks biasanya membahas tentang pengetahuan jenis kelamin, termasuk perkembangan jenis kelamin (laki-laki atau wanita), fungsi jenis kelamin sebagai alat reproduksi, perkembangan alat kelamin pada laki-laki dan wanita, menstruasi, mimpi basah, dan masalah kesehatan, kejiwaan, dan sosial.

Pendidikan seksual harus bersifat formal dan komprehensif, dengan fokus pada pelatihan langsung dan komprehensif bagi orang tua dan guru. Aktivitas seksual tanpa pengawasan dapat menimbulkan konsekuensi berbahaya seperti pelecehan seksual, kegagalan sekolah, dan aktivitas kriminal.

Kesimpulannya, Pendidikan seks tidak dimaksudkan untuk mendorong orang untuk berhubungan seksual. Sebaliknya, ini berbicara tentang fungsi seks sebagai sesuatu yang ada dalam manusia secara alami dan sebagai akibat dari menyalahgunakannya. Seharusnya sudah diketahui dan diakui. Hentikan takut dan mulailah meningkatkan kesadaran akan pentingnya pendidikan seks untuk remaja. Hak privasi remaja Indonesia perlu dipertahankan. Sehingga pertumbuhan remaja dapat berjalan dengan sehat dan mencapai tingkat optimal.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun