Mohon tunggu...
Fery. W
Fery. W Mohon Tunggu... Administrasi - Berharap memberi manfaat
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Penikmat Aksara, Musik dan Tontonan. Politik, Ekonomi dan Budaya Emailnya Ferywidiamoko24@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan Pilihan

Prabowo dalam Kabinet Jokowi, Bisa Jadi Dua Matahari?

22 Oktober 2019   07:37 Diperbarui: 22 Oktober 2019   09:44 2206
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Foto: Jokowi dan Prabowo bertemu di Istana (Biro Pers Setpres)

"Saya diminta membantu beliau di bidang pertahanan. Jadi beliau tadi memberikan pengarahan dan saya akan bekerja sekeras mungkin untuk mencapai sasaran dan harapan yang ditentukan," kata Prabowo. Seperti yang dilansir BBC.com.

Berbeda dengan calon menteri lain yang tak mau menjelaskan posisi mereka dalam kabinet Jokowi kelak. Prabowo dengan jelas dan terang menyatakan bahwa ia akan menjadi Menteri Pertahanan.

Luar biasa sebenarnya apa yang dilakukan Prabowo ini, berbeda saat pemilihan presiden 2014 saat ia mengalami kekalahan pertama dari Jokowi. Yang saat itu dengan tegas ia menyatakan akan berada diluar pemerintahan.

Dan hal ini merupakan kali pertama di dunia rival dalam sebuah pertarungan pemilihan presiden ketika kalah, langsung bergabung dengan lawannya untuk menjadi menteri di kabinet lawannya tersebut.

Karena pada dasarnya gagasan visi dan misi keduanya sudah pasti berbeda, nah anomali yg terjadi di Indonesia ini cukup membuat banyak pihak mengernyitkan dahi, kok bisa yah

Tadinya banyak pihak berharap Prabowo tetap akan berada di wilayah yang berseberangan dengan Jokowi, agar terdapat keseimbangan dalam pengawasan dan kontrol terhadap kekuasaan

Prabowo diharapkan menjadi simbol oposisi oleh para pendukungnya. Posisi Prabowo bisa menjadi simbol oposan yang benar-benar luar biasa. Harapannya posisi ini dipertahankan untuk mengontrol kekuasaan pemerintahan Jokowi.

Namun fakta yang ada kini ia bergabung dengan Pemerintahan Jokowi, suka atau tidak posisi "oposisi" menjadi sangat lemah. Walaupun memang dalam sistem presidensial tak ada istilah oposisi, namun keberadaan pihak yang menjadi penyeimbang di luar pemerintah sangat diperlukan.

Bagi para pendukung Jokowi keberadaan Prabowo juga sebetulnya tak sepenuhnya 'welcome". Hasil sebuah survei baru-baru ini juga menunjukkan mayoritas responden tidak setuju jika Partai Gerindra bergabung dengan koalisi pemerintah dan tidak setuju jika Prabowo mendapatkan posisi menteri.

Bahkan terlihat jelas Partai Nasdem yang sedari awal mendukung Jokowi, melalui Ketua Umumnya Surya Paloh menyatakan

 "Kalau tidak ada yang oposisi, Nasdem saja yang jadi oposisi," kata Surya seperti dilansir dari Kompas TV, Senin (21/10/2019).

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun