Mohon tunggu...
Efwe
Efwe Mohon Tunggu... Administrasi - Officer yang Menulis

Penikmat Aksara, Ekonomi, Politik, dan Budaya

Selanjutnya

Tutup

Financial Pilihan

Sepekan Diluncurkan, Pemesanan ORI025 Tembus Rp. 3,6 T, Geliat Investasi di Indonesia Memang Nyata Adanya

5 Februari 2024   13:39 Diperbarui: 5 Februari 2024   14:23 157
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sepekan pasca diluncurkan pada 29 Januari 2024 lalu, hype masyarakat untuk berinvestasi di instrumen keuangan keluaran Pemerintah, Surat Berharga Negara (SBN) ritel seri ORI025 mulai terasa meningkat.

Mengutip data dari salah satu mitra distribusi yang telah bekerjasama dengan Kementerian Keuangan (Kemenkeu), PT Bareksa, hingga Senin (05/02/2024) hari ini sekitar pukul 9.30, nilai pemesanan dua sub seri ORI025, telah mencapai Rp. 3,688 triliun.

Dengan perincian, untuk sub seri ORI025 T3 yang memiliki masa jatuh tempo atau tenor 3 tahun, dengan imbal hasil sebesar 6,25 persen per tahun sudah dipesan sebanyak 18,99 persen dari kuota awal yang telah ditetapkan yaitu Rp.15 triliun atau senilai Rp.2,835 triliun, artinya tersisa sekitar Rp.. 12,165 triliun.

Sementara untuk sub seri yang tenornya lebih panjang. yakni selama 6 tahun, ORI025 T6 yang menawarkan imbal hasil 6,40 persen per tahun, nilai pemesanannya mencapai Rp.853 milyar atau 8,53 persen dari kuota awal yang ditetapkan sebesar Rp. 10 triliun, dengan demikian kuota yang tersisa Rp. 9,147 triliun.

Nilai pemesanan sebesar ini di pekan awal saja, merupakan situasi yang sangat baik. Dan biasanya memasuki pekan kedua dan seterusnya bakal bergerak lebih cepat lagi.

Dengan pergerakan seperti ini, untuk mencapai target kuota awal ORI025 yang sebesar Rp.25 triliun tak akan terlalu sulit untuk dilakukan, bahkan sangat potensial menembus batas psikologis pemesanan SBN ritel di atas Rp. 30 triliun, yang selama ini belum pernah dilampaui seluruh jenis SBN ritel konvensional maupun yang berbasis syariah (SBSN) atau Sukuk ritel.

Belakangan instrumen investasi fixed income khusus bagi investor dalam negeri versi Pemerintah ini, memang menjadi fenomena baru bagi dunia investasi keuangan nasional, terutama dalam 4 tahun terakhir, meskipun jika dibandingkan dengan jumlah investor di instrumen keuangan lain seperti saham dan reksadana masih tertinggal.

Dengan memerhatikan data dari Direktorat Jenderal Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko (DJPPR) Kemenkeu, pertumbuhan jumlah investor SBN setelah penerapan sistem transaksi digital e-SBN pada tahun 2018 memang terlihat cukup eskalatif.

Pada tahun 2017 total jumlah investor SBN pelat merah, hanya sebanyak 128.474 investor. Tetapi sejak penjualan SBN dilakukan secara online, jumlah investornya melonjak 52 persen menjadi 195.777 investor.

Kemudian terus melesat 61,9 persen pada tahun 2019 mencapai 316.263 investor dan ketika pandemi Covid-19 mendera pada tahun 2020, jumlah investor SBN terus bertambah hingga 460.372 investor.

Bahkan, terakhir, menurut catatan PT. Kustodian Sentral Efek Indonesia(KSEI) hingga Desember 2023 lalu, jumlah keseluruhan investor SBN sudah menembus angka 1 juta, atau tepatnya sebanyak 1.077.000 investor

Angka ini melesat naik, dibandingkan dengan 2022 dengan jumlah investor SBN 831.455. Secara year to date (per Desember 2023), kenaikan investor SBN ini meningkat 20,6%.

Dari jumlah investor tadi, hampir setengahnya merupakan investor di SBN ritel yang menurut catatan DJPPR Kemenkeu, hingga akhir 2023, berjumlah 480.218 investor.

Sebenarnya tak hanya di SBN, iklim investasi masyarakat di Indonesia pasca Covid-19 secara keseluruhan memang kian bertumbuh. Menurut catatan Otoritas Jasa Keuangan (OJK), menunjukan, jumlah investor pasar modal Indonesia sampai dengan 2023 tembus 12,61 juta orang.

Angka ini naik 18 persen atau 1,85 juta orang dari tahun 2022 yang sebesar 10,31 investor. Capaian tersebut jika dibandingkan dengan tahun 2017 meningkat hingga 11 kali lipat.

Adapun jumlah investor yang benar-benar aktif bertransaksi secara tahunan mencapai 1, 43 juta. 

Meskipun sudah meningkat pesat, namun jumlah investor di pasar modal Indonesia masih jauh dibandingkan dengan jumlah penduduk Indonesia saat ini yang sudah mencapai 270 juta jiwa. Artinya hanya sekitar 0,4 persen dari penduduk Indonesia yang sudah menjadi investor di pasar saham dan pasar keuangan.

Apalagi jika dibandingkan secara spesifik dengan investor di pasar SBN ritel. Sisi positifnya, kondisi ini menunjukan bahwa pasar pengembangan instrumen-instrumen investasi di Indonesia masih sangat luas.

Oleh sebab itu, selain untuk kebutuhan pembiayaan pembangunan negara, SBN ritel itu memiliki makna strategis lain yaitu untuk memperdalam dan memperluas basis investor di Indonesia. Sehingga meningkatnya rezim tabungan, bisa beriringan dengan minat investasi masyarakat.

Selama ini, selain masalah literasi keuangan masyarakat yang belum paripurna, produk-produk investasi yang aman, terjangkau, dan mudah masih sangat jarang, padahal appetite masyarakat terutama generasi milenial dan gen Z dalam berinvestasi sangat tinggi.

Nah, jika kemudian literasi keuangan termasuk pengenalan produk seperti SBN ritel ini terus ditingkatkan dengan melibatkan seluruh stakeholder yang ada, sangat mungkin perkembangan dunia investasi di tanah air bakal semakin meriah.

ORI025 ini merupakan gambaran instrumen investasi yang sangat bagus dan pantas untuk dikoleksi oleh mereka yang ingin belajar berinvestasi.

Aman, karena dijamin oleh undang-undang, pokok dan imbal hasilnya pasti dibayarkan dengan waktu dan jumlah yang tepat. Terjangkau, karena hanya dengan uang Rp. 1 juta, masyarakat sudah dapat merasakan ambience berinvestasi di instrumen yang keren ini.

Ditambah lagi  imbal hasil yang ditawarkannya pun, cukup menarik dan kepastian cuannya sudah dalam genggaman, tak akan tergerus laju inflasi, di atas suku bunga rata-rata deposito bank-bank besar di Indonesia.

Pajak atas imbal hasilnya pun lebih bersahabat, hanya 10 persen saja, dibandingkan pajak atas suku bunga deposito yang sebesar 20 persen.

Mumpung masih ada kesempatan, hingga 22 Februari 2024 sebelum masa penawaran ORI025 ditutup, sok lah hubungi 27 mitra distribusi yang sudah bekerjasama dengan Kemenkeu, antara lain Bank Mandiri, BRI, Bank BNI, BCA, Trimegah Sekuritas hingga Bareksa.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Financial Selengkapnya
Lihat Financial Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun