Mohon tunggu...
Efwe
Efwe Mohon Tunggu... Administrasi - Officer yang Menulis

Penikmat Aksara, Ekonomi, Politik, dan Budaya

Selanjutnya

Tutup

Money Pilihan

Dibandingkan Sebagian Besar Negara Lain, untuk Urusan Mengendalikan Inflasi Pemerintah Jokowi Memang Oke

18 Juni 2022   14:53 Diperbarui: 18 Juni 2022   15:20 350
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Sementara di Asia rata-rata angka inflasinya terlihat lebih kecil. Mungkin hal tersebut disebabkan oleh kebutuhan pangan dan energi mereka tak terkait langsung dengan dua negara yang tengah berseteru Ukraina dan Rusia yang merupakan negara penghasil sumber energi dan pangan bagi negara-negara Barat.

Angka inflasi di Korea Selatan pada April 2020 hanya sebesar 4,3, meskipun angka ini tertinggi sejak 13 tahun lalu.

Filipina inflasinya mencapai 4,9 persen dan yang tertinggi angka inflasinya di Asia adalah Sri lanka yang mencapai 29,8 persen, menyusul kemudian India di angka 7,79 persen.

Beberapa negara Asia, yang tingkat inflasinya si bawah Indonesia yang sebesar 3,55 persen adalah Jepang yang pada Maret mencatatkan inflasi tahunan sebesar 1,2 persen, Hongkong pada periode yang sama inflasinya hanya 1,7 persen.

Sementara angka inflasi China di Bulan April sebesar 2,1 persen. Meskipun demikian seluruh negara tersebut mencatatkan kenaikan angka inflasi bahkan diantaranya memecahkan rekor inflasi dalam beberapa tahun terakhir.

Jika mengacu pada angka-angka di atas tadi, sudah sepatutnya lah kita mengapresiasi kinerja tim ekonomi Pemerintah Indonesia saat ini  yang mampu mengendalikan gejolak inflasi.

Pemerintah Indonesia menahan gejolak inflasi di sektor energi misalnya dengan mempertahankan harga jual bahan bakar minyak jenis Pertalite yang paling banyak digunakan masyarakat melalui mekanisme subsidi terbuka.

Meskipun akibatnya pemerintah harus menggelontorkan nilai subsidi yang sangat besar. Dalam APBN 2022 seperti yang saya kutip dari data Kementerian Keuangan subsidi bertambah Rp.74,9 triliun menjadi Rp. 234 triliun.

Sementara untuk kebutuhan listrik masyarakat menangah ke bawah subsidi pemerintah mencapai Rp.41 triliun.

Selain itu untuk menjaga daya beli masyarakat terutama dalam rangka pemenuhan kebutuhan pangan pemerintah menggelontorkan tambahan bantuan sosial sebesar Rp.18,9 triliun menjadi Rp.431,5 triliun.

Kendati demikian, memang apa yang dilakukan pemerintah Jokowi tersebut belum sepenuhnya memenuhi ekspektasi masyarakat, karena dilapangan harga-harga kebutuhan pangan terus menunjukan kenaikan yang cukup signifikan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun