Metode pergerakan matahari ini kemudian menjadi cikal bakal pembuatan jam seperti yang dilakukan oleh masyarakat yang mendiami kawasan Timur Tengah dan Afrika Utara.
Metode ini kemudian dimplementasikan menjadi sebuah benda yang disebut  jam matahari yang mengukur waktu berdasarkan arah jatuhnya bayangan saat matahari bergerak dari timur ke barat.
Jam matahari yang dirancang dengan baik dapat mengukur waktu dengan ketepatan menengah.Â
Salah satu bangsa yang pertama kali menggunakan jam matahari ini adalah bangsa Mesir di era kekuasaan Ramses II pada 3.500 Sebelum Masehi(SM).
Mereka membangun batu pancang semacam menara dengan tinggi kurang lebih 25 meter yang disebut dengan obelisk.
Menara yang dibuat dari granit itu, lewat bayangannya bisa digunakan oleh masyarakat Mesir saat itu untuk mengetahui waktu keseharian mereka.
Lalu bagaimana awal mula perhitungan waktu menjadi 1 menit ada 60 detik, 1 jam dibentuk dari 60 menit, dan satu hari menjadi 24 jam?
Menurut sejumlah sumber referensi yang saya dapatkan, bangsa Mesir kuno pada 1.500 SM mengembangkan program jam matahari berbentuk huruf T.
Basis perhitungan dalam program tersebut menggunakan bilangan 12. Jam matahari yang berbentuk T itu diletakan di tanah dan mereka membagi antara waktu matahari terbit hingga terbenam menjadi 12 bagian.
Para ahli sejarah berpendapat orang-orang Mesir kuno menggunakan program berbasis angka 12 itu berdasarkan total siklus bulan dalam setahun.
Atau ada pula pendapat lain yang menyebutkan, angka 12 itu lahir didasari dari banyaknya sendi-sendi yang terdapat pada jari tangan manusia yang berjumlah 3 sendi disetiap jarinya diluar jempol.