Mohon tunggu...
Efwe
Efwe Mohon Tunggu... Administrasi - Officer yang Menulis

Penikmat Aksara, Ekonomi, Politik, dan Budaya

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Asal Mula "Waktu" Berbingkai 60 Detik per Menit, 60 Menit per Jam dan 24 Jam Sehari

24 November 2021   12:53 Diperbarui: 24 November 2021   15:44 1814
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber: Abulyatama.ac.id

Kenapa jempol tak dihitung lantaran hal tersebut memungkinkan mereka menghitung 4 jari lainnya menggunakan ibu jari tersebut.

Dengan membagi satu hari satu malam menjadi masing-masing 12 jam maka secara tidak langsung konsep 24 jam dalam sehari mulai diperkenalkan.

Namun demikian, pada saat itu karena mengikuti panjang malam dan panjang siang yang tak selalu sama panjangnya tergantung musim,misalnya panjang siang akan lebih lama dibanding malam dimusim panas, maka pembagian jam antara siang dan malam menjadi tak ajeg, berubah-rubah tergantung musim, makanya kemudian jam ini disebut sistem waktu musiman.

Dalam perkembangannya kemudian, sekitar tahun 147-127 SM seorang ahli Astronomi Yunani bernama Hipparchus berpendapat bahwa waktu 24 jam dalam satu hari ini dibuat tetap saja dengan menggunakan sistem waktu equinoctial alih-alih sistem waktu musiman seperti itu.

Sistem waktu 24 jam konstan ini tak langsung diterima oleh masyarakat luas, baru pada abad ke 12 M sistem waktu ini digunakan dan disepakati bersama saat jam mekanik pertama kali ditemukan.

Lalu mengenai perhitungan waktu 60 detik dan 60 menit dalam satu jam, hal ini pertama kali ditemukan perhitungannya oleh seorang ahli Astronomi Yunani lain bernama Erasthostenes pada kisaran waktu 276-194 SM.

Ia membagi sebuah lingkaran menjadi 60 bagian untuk membentuk sistem Geografis Latitude. Teknik yang digunakan ini berdasarkan atas sistem berbasis 60 yang digunakan oleh bangsa Babylonia yang berdiam di Mesopotamia, yang mereka ambil dari peradaban  bangsa Sumeria pada 2.000 SM.

Tak ada yang mengetahui secara pasti mengapa mereka menggunakan sistem bilangan berbasis 60, namun menurut sejumlah ahli sejarah dan astronomi besar dugaan angka 60 itu lahir dari perhitungan bahwa angka tersebut merupakan angka terkecil yang dapat dibagi habis oleh bilangan 10,15,20, dan 30.

Kemudian,kembali Hipparchus menyempurnakan sistem tersebut yang lantas melahirkan satuan waktu lebih kecil yang sekarang kita kenal dengan detik.

Hipparchus memperkenalkan sistem longitude 360 derajat, yang bersama ilmuwan lainnya bernama Claudius Ptolemy pada 130 SM, mereka membagi setiap derajat menjadi 60 bagian.

Bagian pertama, disebut partes minutae  primae yang kita kenal dengan menit. Dan bagian kedua, Partes minutae secundae yang kita kenal detik.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun