Mohon tunggu...
Efwe
Efwe Mohon Tunggu... Administrasi - Officer yang Menulis

Penikmat Aksara, Ekonomi, Politik, dan Budaya

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Asal Mula "Waktu" Berbingkai 60 Detik per Menit, 60 Menit per Jam dan 24 Jam Sehari

24 November 2021   12:53 Diperbarui: 24 November 2021   15:44 1814
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber: Abulyatama.ac.id

Nah, semua sistem ini kemudian baru terbentuk secara sempurna menjadi sebuah penunjuk waktu yang memiliki ketepatan tinggi saat jam  mekanik ditemukan pertama kali pada abad ke-12 Masehi yang disebut Escapment.

Escapment adalah mekanisme yang berdetik dengan irama tetap dan menggerakkan roda bergigi kedepan dalam serangkaian lompatan yang sama panjang. 

Jam umum pertama yang memperdengarkan dentingan jam dipasang di Milan sekitar tahun 1335 Masehi, jam pada masa itu hanya memiliki satu jarum, jarum yang menunjukkan jam tidak menujukkan waktu yang akurat.

Setelah itu perkembangan jam mekanik baik berupa jam saku yang kemudian bertambah jenisnya menjadi jam tangan agar lebih nyaman dan aman digunakan, terus mengalami perbaikan baik dari sisi keakuratan, teknologi, dan penampilannya.

Penunjuk waktu atau jam, kini menjadi simbol prestise bagi siapapun penggunanya, bukan hanya dilihat di sisi fungsionalnya saja.

Bahkan kegunaannya dijaman teknologi tinggi saat ini lebih beragam, bukan hanya untuk menunjukan waktu tetapi juga bisa digunakan untuk menelpon,mengukur detak jantung dan lain sebagainya.

Tapi tetap saja jam atau penunjuk waktu fungsinya ya untuk menunjukan waktu agar kita tahu kapan kita beraktivitas apa setiap harinya.

Terlepas dari "penunjuk waktunya" yang paling penting gunakanlah waktu yang kita miliki untuk sesuatu yang benar dan baik, ingat waktu yang telah hilang tak akan pernah bisa kembali berapapun kita menebusnya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun